Home / Tepian Kata / Yth Sang Visioner
Yth Sang Visioner
Pekanbaru (katakabar) - Pertama-tama marilah kita panjatkan do'a kepada Allah Tuhan yang maha kuasa agar Walikota Pekanbaru tercinta, DR.H.Firdaus, ST.MT selalu diberikan kesehatan dan umur panjang.
Sebab sebagai Sang Visioner, selama lebih dari lima tahun Bapak telah berhasil menata kota ini hingga hujan yang diselingi angin kencang selama dua hari, telah membikin Kota Bertuah semakin kelihatan indah, berkilau rata-rata air.
Tata kota ini telah mengajari kami untuk menjadi manusia yang lebih sabar saat kendaraan yang datang berlawanan arah menyiprat muka kami.
Dan mana kala kendaraan akhirnya mogok ulah air yang terlalu dalam, kami bisa langsung mengambil hikmah positif, bahwa beginilah ternyata apa yang dirasakan daerah yang sering kami tengok di televisi.
Dan tata kota ini Pak Wali, telah menuntun kami menjadi manusia yang ekstra hati-hati lantaran kami harus memasang insting, menerka-nerka di mana saja parit kota yang menganga. Sebab semua sudah tertutup, Pak. Datar rata-rata air.
Alhamdulillah Pak Wali, hujan dua hari ini sudah membikin anak saya riang gembira. Mereka bisa berlatih renang gratis di rumah. Dan besok sudah pasti tak bersekolah lantaran baju sekolah basah semua.
Dan Alhamdulillah pula, sampah yang tadinya bingung mau saya buang kemana, sudah pergi begitu saja. Mau nyangkut dimana, persoalan lainlah.
Kalau besok masih rata-rata air juga, akan sangat enak membikin tim polo air. Membeli ban dalam biar bisa belanja ke warung modern yang kian menjamur.
Hanya saja Pak Wali, rata-rata air ini lama-lama membosankan juga. Pertama, suhu udara di rumah sudah tak stabil lagi lantaran genangan di mana-mana.
Lalu saya tidak bisa lagi main domino ke warung tetangga sebelah lantaran warung juga sudah rata-rata air.
Mau bercengkrama dengan istri, tak bisa pula lantaran anak-anak sudah nimbrung seranjang semua.
Yang membikin saya mulai was-was, kaki istri saya yang cantiknya tak seberapa, sudah mulai gatal-gatal. Anak-anak juga begitu.
Ups, tak boleh mengeluh. Enggak apa-apalah, Pak. Lama-lama akan kebal juga. Bisa karena biasa. Manusia harus bisa beradaptasi dengan kondisi seperti apapun, begitu kata pepatah.
Sang Visioner, saya hanya rakyat biasa. Mohon maaf kalau saya lancang mengulas kata. Ada baiknya Bapak pikirkan untuk membikin terowongan panjang dan besar untuk menampung air yang melimpah. Sebab kota kita dilintasi sungai Jantan yang perkasa. Kalau tak cukup duit, gotong-royong juga bisa, seperti yang dilakukan kabupaten tetangga.
Satu hal yang paling penting, ada baiknya Bapak mengajari dan mengajak kami bergotong-royong saban akhir pekan, membersihkan selokan yang mampet entah sejak kapan. Kalau Bapak setuju, boleh juga dari kami tenaga, dari Bapak camilan, hehehehe.
Ini akan lebih baik dari pada saban waktu Bapak menambah 'Pasukan Kuning' yang membikin kami semakin manja. Sebab depan rumah kami pun sudah mereka yang membersihkannya.
Ini dulu yang bisa saya tuliskan, Pak. Mengirit battere mana tahu listrik padam pula. Mohon doakan kami ndak konai sopak, kutu ayiw dan sejenisnya.
Komentar Via Facebook :