Home / Nusantara / Ini Pesan Panglima TNI Soal Penanganan Covid 19
Wisuda Secara Daring UNS
Ini Pesan Panglima TNI Soal Penanganan Covid 19
Seluruh komponen bangsa harus bersatu menangani pandemi Covid 19, sebab ini sebuah peperangan dengan corona virus atau Covid-19 musuh bersama tanpa kasat mata, seru Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C) Hadi Tjahjanto SIP saat memberikan orasi ilmiah di acara wisuda secara daring yang digelar Universitas Sebelas Maret (UNS), di weekend , seperti dikutip dari Situs Mabes TNI.
Pada orasi ilmiahnya, Panglima TNI singgung mengenai fenomena sosial yang dipandang sangat memprihatinkan. Ada segelintir masyarakat yang perlakukan tenaga medis yang berjuang digaris depan melawan Covid 19 dengan tidak manusiawi. Para dokter dan tenaga medis yang rela berjuang mengorbankan keselamatan dirinya sendiri untuk membantu dan melayani orang lain seharusnya diberi apresiasi. Tapi ada sebagian masyarakat yang bertindak sebaliknya, ujarnya.
Dalam penanganan masalah kesehatan semacam ini, sudah pasti para tenaga kesehatan menjadi ujung tombak. Mereka berjuang sekuat tenaga tidak mengenal waktu merawat para pasien Covid 19. Lantaran sifat virus itu, para dokter dan tenaga medis lainnya harus bekerja dalam kondisi yang sangat tidak nyaman, selama berjam-jam menggunakan Alat Pelindung Diri.
Saat bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan para pejuang mendapat bantuan dan dukungan dari rakyat. Sangat disayangkan para tenaga medis, saat ini merupakan pejuang digaris depan dalam melawan Covid 19, justru mendapat perlakuan yang sebaliknya. Fenomena ini dapat menjadi bahan penelitian sosial bagi lembaga pendidikan, cerita Panglima TNI.
Fakultas yang ada di setiap perguruan tinggi di Indonesia seharusnya tertantang, untuk membangun kemampuan negara dalam menghadapi pandemi Covid 19, tantangan masa mendatang. Potensi yang muncul saat pandemi Covid 19 harus dapat dimanfaatkan masyarakat luas dan dunia pendidikan untuk berinovasi.
Panglima TNI menjelaskan, selama ini masyarakat meyakini kemajuan teknologi yang menjadi pembawa disrupsi, kali ini Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), adalah pembawa disrupsi global pada abad ini.
Saat itulah baru tersadar ternyata sektor industri belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Begitu pula dengan bahan pangan, dapat mengalami kesulitan mengimpor bahan pangan lantaran negara-negara eksportir berupaya mengamankan kebutuhan dalam negerinya.
"Indonesia bangga dengan nenek moyang sebagai bangsa bahari tetapi meninggalkan lautnya."
Panglima TNI mengutip pernyataan Presiden RI, Joko Widodo mengataka, "inilah saatnya kita berbenah dan merapikan segala sesuatunya sehingga bangsa Indonesia dapat maju dan mandiri. Momentum yang telah kita dapat, dengan mengerahkan dunia pendidikan bekerja sama dengan industri, harus bergerak maju. Kesadaran bahwa pertanian dan peternakan rakyat harus dibangun tidak boleh hilang."
Lembaga pendidikan tinggi, lembaga riset dan industri, berupaya memproduksi alat kesehatan yang dibutuhkan untuk melawan Covid 19. Masyarakat luas membuat masker kain untuk keperluan pemakaian sehari-hari dan sebagian masyarakat bahkan mendonasikan produknya.
Semangat adaptasi tergugah, semangat persatuan dan kesatuan tersentuh, tapi yang lebih strategis sesungguhnya kesadaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Peningkatan sumber daya manusia tidak mengenal batas akhir, sebab ilmu pengetahuan yang selalu berkembang. Beberapa anak bangsa sudah menyadari pentingnya membina generasi muda dan membangun sekolah-sekolah unggulan.
Pemerintah memberikan beasiswa sampai dengan program doktoral di dalam dan luar negeri. Intinya upaya peningkatan sumber daya manusia sudah ada. Tapi seperti disampaikan Presiden RI, Joko Widodo salah satu prinsip dalam serangan, momentum yang dimiliki Indonesia tidak boleh berhenti.
Panglima TNI berharap, agar civitas akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta dan kampus-kampus lainnya, dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas. Perguruan tinggi harus dapat menghasilkan birokrat-birokrat serta pelaku industri yang berkolaborasi erat dengan membawa kemajuan, tandasnya.
Di acara wisuda periode II Tahun 2020, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar wisuda secara daring atau onlineuntuk pertama kalinya. Dalam wisuda yang digelar secara daring diikuti sebanyak 259 wisudawan.
Komentar Via Facebook :