Home / Serba Serbi / Kelas Tanpa Dinding Pulau Sugi (1)
Kelas Tanpa Dinding Pulau Sugi (1)
Perahu pancung bermesin tiga kali 100 tenaga kuda itu mulai melambat saat jejeran villa berdinding papan beratap rumbia yang seakan dibangun di atas laut itu, mulai kelihatan. Di sebelah kiri, hamparan hutan perbukitan Pulau Sugi yang memanjang dari arah Barat hingga berbelok ke Tenggara seakan menjadi selimut bagi kawasan Teluk Nus berpantai pasir putih nan menawan itu.
Segarnya udara perbukitan dan indahnya laut biru membikin rasa penat saya yang selama satu jam sepuluh menit menyusuri laut dari Pelabuhan Sekupang Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Kamis siang pekan lalu, langsung hilang. "Surga" di gugusan pulau dalam wilayah Kecamatan Moro Kabupaten Karimun Provinsi Kepri itu benar-benar menawarkan rasa nyaman.
Beruntunglah tiga orang warga Amerika, Eric Baldwin, Mike Schubert dan Brad Jonswold, menyulap teluk ini menjadi sebuah resort bernuansa kampung sejak 13 tahun silam. Selain villa, nyaris semua perlengkapan di resort itu terbuat dari kayu.
Nuansa kampung ini menyatu dengan perbukitan Pulau Sugi yang menyimpan segudang keunikan. Mulai dari Sungai Sugi yang meliuk membelah bukit sejauh lima kilometer, hutan mangrove dengan dapur arang milik warga tempatan hingga air terjun berwarna hitam kecoklatan yang tumpah dari pinggang bukit menambah pesona teluk itu.
Di depan pulau ini, ada pula pulau berbukit seluas 30 hektar yang menyimpan habitat penyu. Saban Agustus hingga Oktober penyu-penyu ini bertelur di pantai bagian Selatan bukit. Uniknya penyu ini baru ada persis setelah tiga tahun lalu Telunas Resort menyulap kawasan sebelah Utara, menjadi Telunas Private Island (TPI), yang juga bernuansa kampung.
“Telunas Resort terbagi dua. Telunas Beach Resort (TBR) di bibir pantai Pulau Sugi dan yang kedua, TPI tadi. TBR memiliki 19 cottage yang dikelola oleh lebih dari 100 pekerja, sementara TPI 15 villa dan dikelola oleh sekitar 87 karyawan. Kalau di TBR villanya ditawarkan dengan tiga varian harga, tapi di TPI hanya satu tarif,” cerita William Haurissa, Asisten Manager Guest Relations TBR, kepada katakabar.com di balai-balai yang ada di Deck deretan villa TBR, Kamis malam pekan lalu.
Lelaki asal Ambon ini cerita, sebelumnya masyarakat Desa Sugi yang hanya berjarak 18 menit perjalanan laut ke bagian Barat resort, menamai teluk tadi, Teluk Nus lantaran sejak lama laut di sini menjadi rumah bagi Ikan Nus alias sotong (Cuttlefish).
Saban musim tertentu, banyak lampu-lampu kapal menunggu Cuttlefish muncul untuk ditangkap. Tapi seorang bule yang tinggal di pulau itu justru mengatakan Telunas lantaran kesulitan menyebut Nus. “Untuk menghargai bule tadi, orang-orang di sini akhirnya menamai teluk ini menjadi Telunas. Nama inilah yang kami pakai jadi nama Resort,” ujar lelaki 34 tahun itu.
Jangan pernah berpikiran kalau wisatawan yang datang ke pulau ini adalah orang Indonesia. Yang ada justru wisatawan mancanegara. Mereka datang dari Singapura, Korea Selatan, Bangladesh, Hongkong, hingga Kanada. “Kalaupun ada orang Indonesia paling 1 persen,” kata Asisten Manager Guest Relations TPI, Gideon Partogi Panjaitan kepada katakabar.com di restoran villa TPI.
Selain lantaran kawasan itu kental dengan nuansa kampung, signal telepon genggam juga nyaris tidak ada, boro-boro fasilitas wifi atau televisi. Kondisi semacam ini sengaja dibikin Telunas demi menghadirkan nuansa yang berbeda. Dan ternyata nuansa semacam ini sangat membikin para tamu yang datang ke TPI berasa nyaman meski harus merogoh kocek di kisaran Rp10 juta untuk dua malam.
Duit sebanyak itu sekaligus untuk biaya transport pulang pergi TPI-Sekupang dan semua fasilitas yang ada di TPI, kecuali Bar. “Harga itu untuk satu villa yang dihuni maksimal dua orang. Selain makan tiga kali sehari, mereka juga mendapat fasilitas kolam renang, SPA, Kayak, dan Kits Club. Kita mewajibkan tamu menginap minimal dua malam, biar lebih santai,” kata Gideon. Jika membawa anak berumur di atas lima tahun, tamu masih akan dikenai biaya tambahan Rp2 juta untuk dua malam. (bersambung)
Komentar Via Facebook :