Home / Ekonomi / Pemerintah Serius Tingkatkan dan Pacu Sektor Manufaktur
Pemerintah Serius Tingkatkan dan Pacu Sektor Manufaktur
Jakarta, katakabar.com - Pemerintah memberi perhatian sangat serius untuk memacu nilai investasi khususnya di sektor manufaktur. Alasnya, aktivitas industrialisasi dinilai bisa membawa efek berganda yang luas terhadap perekonomian nasional, seperti, peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal dan penerimaan devisa dari ekspor.
“Berpedoman kepada arahan Presiden RI, Joko Widodo, seluruh kementerian termasuk Kementerian Perindustrian. Di minta untuk dapat menyederhanakan aturan-aturan yang bisa memudahkan investasi masuk biar industri bisa tumbuh berkembang dan berdaya saing global", kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita lewat siaran pers di Situs Resmi Kemenperin di Jakarta pada Minggu (17/11) pagi.
Pada implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 ujar Agus, salah satu program prioritasnya, menarik investasi dari perusahaan-perusahaan skala global. Langkah ini, bakal dapat mendongkrak kapasitas produksi sekaligus memperkuat struktur manufaktur nasional.
“Kemenperin mendorong para investor dapat menjalin mitra dengan industri di dalam negeri terutama di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Usaha strategis ini diharapkan bakal terjadi transfer teknologi terutama bagi investor yang telah mengadopsi industri 4.0".
Kata Menperin, tidak hanya gencar menarik investasi sektor industri padat karya tapi, pemerintah bakal aktif menggenjot pertumbuhan di sektor industri yang berorientasi ekspor dan menghasilkan produk substitusi impor.
“Ini sejalan dengan tekad pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja lebih banyak dan mengurangi defisit neraca perdagangan".
Berdasarkan catatan Kemenperin, periode Bulan Januari - September 2019, penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri manufaktur mencapai Rp 52,8 Triliun meliputi, 5.133 proyek. Penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri manufaktur sebesar USD 6,3 Miliar sebanyak 7.210 proyek.
Ada Tiga penyumbang terbesar bagi PMDN sektor manufaktur di periode tersebut, industri makanan dengan nilai investasi hingga Rp 26,4 Triliun (1.649 proyek), di susul industri logam, mesin dan elektronik serta industri instrumen kedokteran, presisi, optik dan jam yang menyentuh angka Rp 7,6 Triliun (656 proyek). Berikutnya, industri kimia dan farmasi mencapai Rp 6,8 triliun (678 proyek).
Dalam pada itu, Tiga kontributor besar untuk PMA di periode yang sama meliputi, industri logam, mesin dan elektronik serta industri instrumen kedokteran, presisi, optik dan jam yang menggelontorkan dananya hingga USD 2,3 Miliar (1.520 proyek), diikuti industri kimia dan farmasi mencapai USD 1 Miliar (940 proyek). Berikutnya, industri makanan sebesar USD 1 Miliar (1.359 proyek).
Menperin pun optimistis, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi khususnya bagi sektor industri manufaktur. Potensi ini lantaran didukung dengan ketersediaan pasar yang besar dan bahan baku yang melimpah.
“Sejumlah investor skala global telah menyatakan minatnya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka guna memenuhi kebutuhan di pasar domestik hingga ekspor".
Keunggulan lainnya, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) industri yang cukup banyak dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintahan Presiden RI, Jokowi di periode ke Dua ingin meningkatkan kualitas SDM dalam upaya mewujudkan visi Indonesia maju dan target merebut peluang dari momentum bonus demografi.
“Guna menciptakan SDM kompeten berdasarkan dengan kebutuhan dunia industri saat ini, Kemenperin semakin gencar menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi. Program yang sudah jalan seperti, pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri serta pelatihan Diklat 3in1", sebutnya.
Komentar Via Facebook :