Home / Hukrim / Razia Lagi, Tiada Hari Tanpa Razia Polantas Polres Bengkalis
Razia Lagi, Tiada Hari Tanpa Razia Polantas Polres Bengkalis
Duri, katakabar.com - Razia.., razia lagi, tiada hari tanpa razia Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kabupaten Bengkalis.
Polantas Polres Bengkalis terus gencar melaksanakan giat razia memeriksa kelengkapan surat menyurat ragam kenderaan. Giat razia itu pagi hingga siang dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB dan sore hingga menjelang pergantian siang ke malam hari, biasa mulai pukul 16.00 WIB berakhir hingga pukul 17.00 WIB lembur sedikit menjadi pukul 17.30 WIB.
Lokasi razia Polantas Polres Bengkalis kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Hang Tuah Duri. Bosan pada Dua lokasi di kawasan Kecamatan Mandau, personel Polantas Polres bergeser ke arah Jalan Lintas Duri-Dumai, kawasan Kulim, Kecamatan Bathin Solapan.
Pengamatan katakabar.com di lapangan pada Kamis (12/3) pagi menjelang siang, titik lokasi razia kali ini di kawasan Jalan Hang Tuah persisnya jalur Dua Hang Tuah tak jauh dari Jalan Stadion Duri.
Lokasi ini kerap dijadikan untuk melaksanakan giat razia, sebab Jalur Dua Hang Tuah multi fungsi jadi Jalan Lintas Utara Sumatera.
Di sana ragam kenderaan cukup pada melintas, dari kenderaaan berat, minibus hingga roda dua. Bagi pengguna jalan, terutama pengendera roda dua bila tidak melek informasi percaya diri melintas mesti pakai helm bakal distop personel Polantas.
Begitu diperiksa kelengkapan kenderaan ada yang melanggar langsung ditilang. Saat kenderaan roda Dua ditilang, ada Dua kemungkinan bisa SIM atau STNK kenderaan yang disita sementara, pengendera masih bisa melanjutkan perjalanan.
Bila sepeda motor yang disita sementara, pengendera bisa pusing tujuh keliling, sebab tak bisa mekanjutkan perjalanan terpaksa jalan kaki. Ogah jalan kaki, si pengendera sepeda motor disita sementara suka tidak suka mesti telepon keluarga atau teman dekat untuk menebus dan bayar duit sanksi lantaran melanggar peraturan dan perundang-undangan dalam berkenderaan.
Plank razia ada, sebagai pemberitahuan dan menjelaskan kepada khalayak, personil Polantas Polres Bengkalis melaksanakan giat razia rutin.
Prit.., prit.., suara pluit personel Polantas nyaring terdengar mengalahkan deru mesin mesin jalanan yang lalu lalang.
Sebagian pengendera sepeda motor balik kanan, melihat ada razia dari kejauhan sebelum terlanjur melintas dan melewati lokasi razia. Menghindar dan mengelak, jadi pilihan sebagian pengendera motor merasa diri tak lengkap surat menyurat sepeda motor yang ditunggangi.
Razia.., razia lagi, tiada hari tanpa razia Polantas Polres Bengkalis, ujar seorang warga rada kesal tak mau ditulis namanya.
Para pengendera elok memilih Jalan Alternatif alias Jalan potong menghindar dari giat razia. Tapi, bagi sebagian warga menonton giat razia sepertinya asyik. Bisa jadi lucu melihat prilaku pengendera dan personil Polantas melaksankan tugas di jalan raya.
Masalahnya cuma satu, semakin gencar personil Polantas Polres Bengkalis melaksanakan giat razia. Justru semakin banyak pengendera khususnya pengendera roda dua yang melintas tak mematuhi peraturan dalam berlalu lintas.
Timbul pertanyaan, gimana lagi caranya meningkatkan kesadaran warga biar tertib dalam berlalu lintas khususnya pengendera sepeda motor di jalan raya.
Jargon keselamatan dalam berlalu lintas sepertinya tak mempan, sebab pengendera sepeda motor banyak dijumpai dijalanan tak pakai helm.
Kalau pun mengenderai sepeda motor pakai helm dan lengkap surat menyurat, kenderaan yang ditunggangi menunggak pajak.
Bisa jadi ribuan kenderaan jenis sepeda motor tak bayar alias menunggak pajak di daerah Duri sekitarnya meliputi, Empat Kecamatan, Mandau, Pinggir, Bathin Solapan dan Talang Muandau bagian dari wilayah hukum Polres Bengkalis.
Andai ada program pemutihan kenderaan khususnya sepeda motor menunggak pajak. Boleh jadi ribuan warga, pemilik sepeda motor mau melakukan pemutihan kenderaan.
Dulu, di era Presiden kedua, Soeharto ada program pemutihan kenderaan roda dua. Program itu mendapat sambutan positif dari masyarakat, khusus pemilik kenderaan roda Dua.
Bayangkan, duit yang terkumpul dari rakyat bisa miliaran rupiah bahkan triliunan. Jika program pemutihan kenderaan roda Dua penunggak pajak dilaksanakan.
Lihat, pembuatan SIM C, A dan B biaya untuk urus sertifikat kesehatan Rp35 Ribu tambah biaya psikologi Rp100 ribu. Tak ada warga yang keberatan.
Kalau pun ada warga yang keberatan cuma dalam hati dan mengurut dada, tapi SIM C dan SIM A tetap diurus, itu kebutuhan dalam berkenderaan.
Secara matematika, dalam sehari ada warga urus SIM 100 orang, total duit yang terkumpul dari biaya sertifikat kesehatan dan psikologi syarat mutlak kepengurusan SIM, luar biasa nilai duitnya.
Jika sebulan, setahun sudah berapa duit yang terkumpul dari rakyat buat biaya Dua persyaratan kepengursan SIM tadi.
Pertanyaaan, program ini bisa jalan tanpa masalah. Bayangkan kalau pemerintah membuat program pemutihan kenderaan khusus roda dua, semoga.
Komentar Via Facebook :