Home / Nasional / Ada Apa! Kok 9 Perusahaan Kelapa Sawit di Kinali Dikumpulkan
Ada Apa! Kok 9 Perusahaan Kelapa Sawit di Kinali Dikumpulkan
Simpang Empat, katakabar.com - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, terus melakukan kolaborasi dengan perusahaan guna mempercepat penanggulangan kemiskinan, penurunan stunting, dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Beberapa perusahaan perkebunan sawit yang ada di Kecamatan Kinali diminta kontribusinya untuk mengatasi persoalan-persoalan di daerah itu.
Dua hari lalu, Pemkab Pasbar mengundang 9 perusahaan perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) membahas hal itu pertemuan yang digelar di Aula Kantor Camat Kinali.
Perusahaan tersebut, yakni perkebunan dan PKS PT Agro Masang Perkasa, perkebunan PT Laras Inter Nusa dan PKS PT Andalas Agro Industri, PKS PT Gunung Sawit Abadi, perkebunan PT Primata Mulia Jaya, perkebunan dan PKS PT Perkebunan Nusantara VI, PKS PT Rimbo Panjang Sumber Makmur, PKS PT Saribuah Sawit, dan perkebunan PT Perkebunan Anak Nagari Pasaman.
Bupati Pasaman Barar, Hamsuardi menegaskan,pertemuan ini dilakukan sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Ini sejalan dengan Pemerintah Pusat (Pempus) saat ini intens memperhatikan permasalahan tersebut, terutama menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.
"Kita berharap upaya yang dilakukan ini menjadikan masyarakat Pas Barat yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia," jelasnya dilansir dari laman website resmi Pemkab Pasaman Barat, kemarin.
Kemiskinan, tutur Hamsuardi, masih menjadi salah satu masalah utama di negeri ini. Lantaran itu, membutuhkan penanganan secara cepat dan tepat dengan pendekatan yang sistemik, terpadu dan menyeluruh guna mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujukan kehidupan yang bermartabat.
“Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan langkah-langkah koordinasi secara terpadu lintas pelaku dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan kebijakan. Untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektivitas anggaran,” terangnya.
Kepala Bappelitbangda, lkhwanri menimpali, untuk Kecamatan Kinali di desil 1, terdapat 3 balita stunting yang tinggal pada Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), 5 balita tidak memiliki fasilitas buang air besar, 3 balita tidak memiliki akses terhadap air minum yang layak, 1 balita tidak memiliki sumber penerangan PLN, dan 2 balita masih tinggal bersama orang tua yang memasak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah.
Sedang indikator ibu hamil, terdapat 3 ibu hamil yang tinggal pada RTLH, 3 ibu hamil tidak memiliki fasilitas buang air besar, 2 ibu hamil tidak memiliki akses terhadap air minum yang layak, 3 ibu hamil tidak memiliki sumber penerangan PLN dan 2 ibu hamil yang memasak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah.
“Dengan perkiraan untuk membangun RTLH sebesar Rp20 juta, fasilitas BAB Rp2,5 juta, air minum layak Rp1,3 juta, sambungan listrik Rp477 ribu untuk daya 450 watt, dan alat memasak, berupa kompor 2 tungku, gas 3 kg berisi dan regulator Rp800 ribu," rincinya.
Nah, sambungnya, untuk menyelesaikan seluruh persoalan anak stunting dan ibu hamil membutuhkan anggaran Rp966,65 juta. Beban anggaran yang besar ini dapat dibagi antara pemerintah daerah, pemerintah nagari dan juga pelaku usaha.
Diketahui, di pertemuan itu dilakukan penyerahan program CSR masing-masing perusahaan, yakni Agung dari PT Agro Masang Perkasa serahkan program CSR perusahaannya berupa fisik jalan ke sekolah, beasiswa untuk siswa sekolah, dan setiap program yang dilakukan selalu berkoordinasi dengan pemerintahan nagari.
Begitu pun, PT Primatama Mulia Jaya melaporkan telah melakukan CSR berupa pembinaan UMKM untuk peningkatan ekonomi masyarakat seperti pembinaan Rakik Macho Katiagan.
Sedang, perkebunan PT Laras Internusa (LIN) dan PKS PT Agro Andalas Industri, disampaikan Yudi Rusdianto, berupa kegiatan sosial pada daerah ring I, yaitu Alamanda, Padang Canduh dan Air Rau. Saat ini, perusahaan sudah mengakomodir untuk pekerja rentan yang ada di perusahaan.
Perkebunan PT Rimbo Panjang Sumber Makmur, diserahkan Kasman, di daerah Anam Koto Utara, Anam Koto Selatan dan Bandua Balai, program CSR, meliputi bidang pendidikan untuk pemberian piala untuk siswa berprestasi, bidang keagamaan bantuan untuk Masjid Raya Kapundung sebesar Rp10 juta per tahun, dan pembangunan sumur bor sebanyak 6 titik buat warga.
PKS Sari Buah Sawit diberikan Ahmad Adlan, program CSR yang telah dilakukan, yakni pada aspek keagamaan dan pendidikan. PT Gunung Sawit Abadi yang disampaikan Kembar Nadi, berupa program di bidang agama, sosial, seni budaya, olahraga.
Perkebunan PT PTPN VI, disampaikan Markas Fifi, program CSR yang telah dilakukan pada daerah ring 1, bergerak di bidang sosial. Program CSR yang telah dilakukan berupa anak stunting berkoordinasi dengan Bidan Desa sebanyak 8 anak di Sarik, 16 anak stunting di Kinali, dan pemberian paket asupan gizi untuk anak stunting tersebut.
Di akhir pertemuan, dibuat kesepakatan berita acara seluruh perusahaan berkomitmen untuk membantu sasaran prioritas dengan data by name by address untuk alokasi tahun 2024 yang diarahkan pada sasaran prioritas yang sudah disampaikan Bappelitbangda Pasaman Barat.
Komentar Via Facebook :