Home / Tekno / Alokasi BBM Sawit Sudah Sebanyak 119 Terminal BBM Per Agustus 2023
Alokasi BBM Sawit Sudah Sebanyak 119 Terminal BBM Per Agustus 2023
Jakarta, katakabar.com - Transisi energi nasional terus digencarkan di Indonesia. Ini sebagai langkah pemanfaatan energi yang lebih baik, tak terkecuali di sektor bahan bakar kendaraan.
Tak bisa dipungkiri, mayoritas kendaraan saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau energi fosil, dan permintaannya pun sangat tinggi.
Melihat kebutuhan masih sangat tinggi, Pertamina Patra Niaga bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong penggunaan campuran bahan bakar nabati atau biofuel, salah satunya Biodiesel.
Kurun waktu 7 tahun belakangan ini,. tingkat pencampuran Biodiesel terus ditingkatkan. Di mana dari Februari 2023 lalu baurannya ditetapkan sebesar 35 persen atau B35.
"Implementasi Biodiesel sangat berdampak positif. Pada 2022 lalu, penyaluran 10.5 juta Kilo Liter (KL) B30 atau bauran nabati sebesar 30 persen berdampak positif pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton CO2, belum lagi dari segi menghemat devisa negara hingga USD 8.34 Milyar dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 1.3 juta orang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dilansir dari laman Jambiekspres.co.id, pada Kamis (17/8).
Dijabarkan Ketua Umum Partai Golkar ini, kita tingkatkan mandatori Biodiesel dan ini sebagai subtitusi bahan bakar Solar yang digunakan di mesin diesel, dan membawa Indonesia dengan energi yang ramah lingkungan.
"Pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti Pertamina dan PLN agar menggunakan produk yang lebih sustainable serta mendorong ini sebagai Key Performance Indicator pada direksi yang bergerak di bidang energi,” ujar Airlangga saat menyampaikan key note speech dalam acara Implementasi Mandatori Biodiesel B35, di penghujung Januari 2023 lalu.
Kalau berkaca dari implementasi B30 sebut Airlangga, B35 hendaknya bisa memberikan dampak yang makin signifikan pengurangan emisi gas rumah kaca, diproyeksikan bahkan mengurangi hingga 34.9 juta ton CO2 dari perkiraan penyerapan B35 sebesar 13.15 juta KL.
"BBM Sawit atau yang lebih dikenal B35 campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yakni Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Di mana B35 campuran minyak sawit 35 persen, sementara 65 persen lainnya BBM jenis solar," jelasnya.
Pertamina Patra Niaga sambut baik program Biodiesel ini. Total 119 Terminal BBM yang dikelola Pertamina diseluruh wilayah Indonesia sudah mendistribusikan B35 untuk dapat dikonsumsi kendaraan masyarakat hingga Agustus 2023.
“Merujuk roadmap penyaluran B35 di 2023, Pertamina Patra Niaga telah sesuaikan penyaluran B35 diseluruh Terminal BBM yang dikelola. Jadi, 100 persen SPBU di seluruh Indonesia telah menyediakan B35,” ulas Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Menurut Riva, selain penyaluran ke SPBU, B35 disalurkan bagi konsumen atau mitra industri strategis Pertamina sebagai upaya memaksimalkan program bahan bakar nabati yang dijalankan di Pertamina Patra Niaga.
“Transisi energi ke arah BBM yang lebih ramah lingkungan dan Biofuel terus Pertamina Patra Niaga jalankan. Ini menjadi dukungan dan kontribusi kami dalam mengurangi emisi dari sektor transportasi lewat penggunaan bahan bakar yang lebih baik. Ini langkah kami mendukung target nasional bauran energi baru terbarukan sebesar 31 persen di tahun 2050, dan cita-cita Net Zero Emission Indonesia 2060,” imbuhnya.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar, Djoko Santoso mengaminkan Riva Siahaan. Untuk penggunaan produk Biosolar secara nasional dapat menjadi solusi alternatif mengurangi pencemaran cuaca di kota-kota besar.
"Mari seluruh elemen masyarakat untuk secara berkelanjutan beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," imbaunya.
Target mencapai NZE tidak dapat dilakukan Pertamina saja sambungnya, tapi butuh peran serta dari seluruh elemen masyarakat. Jika masyarakat turut berperan aktif menggunakan Biosolar bakal membantu upaya penurunan emisi, khususnya di kota besar seperti Jakarta,” ucap Fadjar.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social dan Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina, tandasnya.
Komentar Via Facebook :