Home / Nusantara / Ayo.., Kita Tumbuhkan Cinta Kelapa Sawit
Ayo.., Kita Tumbuhkan Cinta Kelapa Sawit
Jakarta, katakabar.com - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud seru semua stakeholders kelapa sawit Indonesia, untuk melakukan kegiatan bersama mencintai kelapa sawit Indonesia.
"Ayo.., semua stakeholders kelapa sawit Indonesia melakukan kegiatan bersama mencintai kelapa sawit Indonesia," seru Musdhalifah Machmud saat Advokasi Sawit dan Peluncuran Buku Mitos dan Fakta Sawit, di Jakarta, pada Senin (14/8) lalu.
Hal ini mesti dilakukan kata Musdhalifah, guna memastikan kelapa sawit terus tumbuh jadi komoditas penopang perekonomian masyarakat Indonesia.
“Kalau ada kritik, sampaikan dengan baik dan didiskusikan,” harapnya dilansir dari laman website resmi BPDPKS, pada Rabu (16/8).
Diskusi dilaksanakan di Hotel Aryaduta, Jakarta dihadiri menghadirkan
Ketua Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi) Prof Dr. Sungaran Saragih M. Ec sampaikan Welcome Statement. Sedang Keynote Speaker menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T dan Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (ASPEKPIR) hadir Wakil Ketua, Agus Sutarman turut di sana.
Dijabarkan Musdhalifah, cinta kepada sawit berarti cinta kita kepada negara lantaran negara kita sulit tumbuh lebih baik, bila kita mengkritisi kelapa sawit dengan cara yang tidak baik. Itu sebabnya, lakukankan kritik tapi dengan cara yang baik.
Untuk itu, perlu bagi kita Indonesia bersama semua stakeholders untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan membangun rasa cinta kepada kelapa sawit agar kelapa sawit bisa tetap jadi komoditas andalan Indonesia bahkan hingga 100 tahun mendatang, jelasnya.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Eddy Abdurrachman menimpali, saat ini muncul stigma BPDPKS lebih pro kepada pengusaha-pengusaha sawit, khususnya yang bergerak di bidang penyediaan biodiesel. Memang, dana BPDPKS memang proporsi terbesarnya untuk membiayai pengembangan bahan bakar nabati.
"Program biodiesel sangat penting untuk keberlanjutan industri kelapa sawit. Progam biodiesel diinisiasi untuk menciptakan pasar dalam negeri dan menyerap produksi sawit yang dari tahun ke tahun semakin meningkat," ulasnya.
Sebelum ada program biodiesel lanjut Eddy, ketergantungan pasar sawit Indonesia kepada ekspor sangat besar. Pasar domestik baik pangan maupun oliochemichel sangat rendah sehingga berdampak kepada harga minyak sawit yang ditentukan pasar luar negeri.
"Pemerintah mesti menginisiasi program biodiesel agar produksi sawit Indonesia banyak diserap untuk kebutuhan domestik. Di mana program B-30 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dialokasikan pula biar tumbuh, bahkan pada 2023 ini, angkanya mencapai 12 juta metrix ton, naik signifikan dibandingkan pads 2022 lalu baru 9 juta ton," bebernya.
Menurut Eddy, alokasi anggaran BPDPKS didasarkan kepada masing-masing kebutuhan, seperti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), penyerapannya relatif rendah disebabkan beberapa hal di mana kesiapan pekebun-pekebun kelapa sawit belum dapat memenuhi persyaratan.
Solusinya, BPDPKS bersama mitra kerja pemerintah terus menerus melakukan upaya-uapaya agar akselesari PSR dapat dilakukan dengan baik agar target yang ditetapkan bisa dicapai.
Promosi pun demikian, BPDPKS selalu bekerja sama dengan stakeholders agar citra kelapa sawit bisa meningkat, baik di dalam negeri mapun di luar negeri, tandasnya.
Komentar Via Facebook :