Home / Sawit / Bibit Dan Pupuk Palsu Beredar, Petani Sawit Desak Pemerintah Berperan Aktif
Bibit Dan Pupuk Palsu Beredar, Petani Sawit Desak Pemerintah Berperan Aktif
Pelalawan, katakabar.com - Petani kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan sangat khawatir masih berseliweran penjualan bibit dan pupuk palsu kelapa sawit yang berasal dari luar daerah hingga saat ini.
Para petani kelapa sawit masih mengandalkan bibit perkebunan kelapa sawit yang berasal dari luar provinsi, boleh jadi pemicu maraknya penjualan bibit dan pupuk palsu dijual di tengah masyarakat, sehingga menyulitkan para petani sawit tempatan di "Negeri Seiya Sekata" nama lain dari Kabupaten Pelalawan.
"Khawatir dengan maraknya penjualan bibit dan pupuk palsu yang beredar di tengah masyarakat, sehingga menyulitkan para petani sawit tempatan di Kabupaten Pelalawan," ujar seorang petani asal Kecamatan Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan, Arifin Batimbunan kepada katakabar.com pada Senin (26/6).
Diceritakan Arifin, petani sudah sering alami hal tersebut. Para petani tempatan sulit mendapatkan bibit unggul yang berkualitas baik, dan memiliki sertifikat, serta pupuk sawit yang asli sesuai standar yang ditetapkan Disbunak.
"Itu tadi, bibit dan pupuk harus didatangkan dari luar daerah yang dijual petani tempatan," ulasnya.
Menurutnya, sudahlah biaya tidak murah, tidak mudah pula untuk mendapatkannya meski membeli kelokasi pembibitan. Kalau petani tidak hati-hati rentan menjadi aksi penipuan.
"Petani seperti saya ini berharap ada solusi untuk permudah petani kelapa sawit. Itu sebabnya, kami harapkan bantuan dan pengawasan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui dinas terkait, agar bisa mencegah terjadinya penyebaran bibit dan pupuk palsu di tengah masyarakat," tuturnya.
Jika kami menggunakan bibit dan pupuk palsu untuk usaha perkebunan sambungnya, modal mahal dan habis terkuras membesarkannya tapi tidak memberikan hasil maksimal. Usaha perkebunan yang dibangun jadk sia-sia.
"Beberapa waktu yang lalu, ada isu peredaran bibit dan pupuk kelapa sawit unggul asal Malaysia dengan harga murah di Kabupaten Pelalawan. Setelah dilakukan penyelidikan dengan mempertimbangkan Malaysia masih butuh bibit dan pupuk sawit jumlah cukup besar. Akhirnya diketahui ternyata bibit dan pupuk yang beredar tersebut barang palsu alias aspal," ceritanya.
Komentar Via Facebook :