Home / Sawit / Di Era Modren, Para Pekebun Mesti Miliki Kemampuan Literasi Informasi
Di Era Modren, Para Pekebun Mesti Miliki Kemampuan Literasi Informasi
Jakarta, katakabar.com - Koordinator Organisasi Kepegawaian Hukum dan Humas mewakili Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Hadi Dafenta S menekankan di era modren saat ini kemampuan berbicara, berhitung, memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, memahami, dan menggunakan potensi kemampuan diri, sudah semestinya dimiliki semua orang termasuk para pekebun.
"Pertumbuhan dan peningkatan kompleksitas informasi yang tersedia saat ini berkembang sangat pesat. Untuk itu, perlu memahami bagaimana menavigasi dan menganalisis informasi dengan kritis merupakan pondasi kesuksesan masa depan," ujar Hadi saat memberikan sambutan di kegiatan Sosialisasi Layanan Perpustakaan dan Literasi Informasi di Jakarta, pada Senin (26/6).
Saya berharap kata Hadi, sosialisasi ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar, salah satunya bisa meningkatkan kepekaan kita menganalisasi informasi yang tersebar di berbagai platform digital, agar kita cepat dapat mengevaluasi tingkat nilai fakta dari informasi tersebut, jelasnya.
Sebelumnya Hadi menegaskan, teknologi dan informasi yang semakin berkembang menjadi tantangan bagi kita semua. Di mana Pemerintah dituntut memberikan informasi perkebunan yang tepat dan akurat bagi para pekebun dan masyarakat, sebab kita sebagai garda terdepan dalam memberikan informasi khususnya seputar perkebunan.
"Sudah menjadi kewajiban kita, terus sigap mengembangkan kemampuan literasi yang kita miliki dengan kemajuan teknologi saat ini. Kita harus memiliki kemampuan untuk mengatasi, membatasi dan mengelola risiko secara online seperti cyberbullying, grooming, radikalisasi, serta konten bermasalah misalnya konten kekerasan maupun hoak," jelasnya lagi begitu dilansir dari website resmi Ditjenbun.
Pustakawan Ahli Madya, Pustaka Kementan, Eka Kusmayadi menimpali, beberapa hal terkait perkembangan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian.
"Saat ini perpustakaan sudah bisa diakses secara online, jadi lebih memudahkan dalam memperoleh informasi dan meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementan dalam penyediaan informasi pertanian, sehingga bisa memanfaatkan perpustakaan dengan sebaik mungkin," ulasnya.
Kini tutur Eka, sudah ada Indonesia One Search, yang menggabungkan perpustakaan seluruh Indonesia dan bisa menjangkau khalayak luas. Di mana Indonesia One Search sudah ter-link langsung dengan Repositori Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia.
"Repositori Publikasi Kementan RI kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian, diatur dalam Permentan Nomor 30 tahun 2021 tentang Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam lingkup Kementerian Pertanian," bebernya.
Berdasarkan Permentan tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) mendapat mandat mengelola koleksi deposit karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan unit kerja lingkup Kementan RI, tambahnya.
Diketahui, untuk repository khususnya di lingkup Ditjen Perkebunan sudah terkumpul 134 judul baik terkait statistik perkebunan, pedoman-pedoman di lingkup Ditjen Perkebunan, dan akan terus diupdate berkoordinasi dengan UPT lingkup Ditjen Perkebunan.
Selain itu, turut disampaikan terdapat Pertanian Press, sebagai unit penerbitan Kementerian Pertanian yang dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian.
Tugas utama pertanian press yaitu merencanakan, mengakuisisi, dan menerbitkan informasi, serta pengetahuan pertanian kepada masyarakat luas.
Komentar Via Facebook :