Home / Sawit / Didukung BPDPKS SIEXPO 2024 Semarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 79 di Riau
Didukung BPDPKS SIEXPO 2024 Semarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 79 di Riau
Pekanbaru, katakabar.com - Penjabat atau Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto buka 2nd Sawit Indonesia Expo and Conference atau SIEXPO 2024 di Pekanbaru Convention and Exhibition atau Ska-Coex Riau, Kamis (8/8) lalu.
"Pameran SIEXPO 2024 ini digelar sempena sambut danmeriahkan HUT k 79 Kemerdekaan Indonesia RI, dan HUT ke 67 Provinsi Riau, pada Jumat, 9 Agustus 2024," kata Pj Gubri, dilansir dari laman website BPDPKS, Kamis (15/8).
Pameran ini, harap SF Hariyanto, hendaknya menjadi ajang promosi baik bagi pemerintah maupun pelaku usaha, serta memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya menggambarkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Riau berkelanjutan, baik aspek sosial ekonomi maupun lingkungan.
“Kami sampaikan selamat menggelar Pameran Sawit Indonesia Expo, mudah-mudaham acara ini berjalan dengan lancar sesuai harapan kita semua,” ujarnya.
Di pembukaan SIEXPO 2024 mendapat dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS,
hadir M Nasir, Anggota DPR RI Komisi VII, Dr. Gulat ME Manurung, Ketua Umum APKASINDO, Rini Hartatie, Wakajati Riau, Eddy Martono, Ketua Umum GAPKI), Dr. Syahrial Abdi, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, KH. Rusli Ahmad, Ketua Santri Tani NU, dan Dr. Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian RI 2011-2014.
Ketua Panitia Pelaksana SIEXPO 2024, Qayuum Amri menyatakan, Majalah Sawit Indonesia telah menunaikan janjinya menggelar kembali acar ini, di mana kali pertama digelae pada 2023 lalu. Acara tahun ini mudah-mudahan bisa berkontribusi pembangunan industri kelapa sawit, dan kesejahteraan masyarakat di Riau.
“Kami di SIEXPO kali ini usung tema “Kemitraan dan Penguatan Produktivitas Sawit di Indonesia” dari 8 hingga 10 Agustus 2024. Kami meyakini Riau barometer sawit nasional,” jelasnya.
Menurut Qoyuum, acara tahun ini mengalami perbedaan. Pada tahun lalu ada 100 peserta pameran, sekarang sudah ada 150 peserta yang menampilkan benih, pupuk, pestisida, sarana prasana hingga produk agrokimia.
Di samping itu, tutur dia, kepesertaan event ini sudah go internasional, terbukti keikutsertaan perusahaan dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, India, hingga Jerman.
“Ini membuktikan kegiatan ini sesuai target dari Bang Gulat Manurung sebagai dewan pengarah, harus naik kelas,” terangnya.
Ketua Umum Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia atau APKASINDO, Dr. Ir. Gulat Medali Emas Manurung, MP., C.APO mengutarakan, acara ini momentum bagi kebangkitan sawit nasional.
“Melihat Riau yang maju, sebab ada 4,1 juta hektar lahan sawit menurut KLHK 2021. Faktanya 68 persen ekonomi sawit itu ditolong petani,” ulas Ketua Dewan Pengarah SIEXPO 2024.
Ekonomi Riau sangat tergantung terhadap petani sawit, sebutnya, buktinya, saat harga tandan buah segar atau TBS kurang dari Rp1.500, mahasiswa keluarga petani kelapa sawit 90 menunggak kuliah.
“Saat ini tidak ada satupun showroom yang kosong penjualannya, tidak ada kredit macet, kenapa, karena petani sawit di riau meneirma harga rata rata Rp2.600 hingga Rp3.050 per kilogram. Tepuk tangan untuk Disbun yang selalu menjaga harga TBS Riau. Ekonomi Riau positif jika harga kelapa sawit naik,” ucapnya.
Anggota DPR Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir menuturkan, ekonomi di Riau ini sudah baik dan bertambah baik karena kelapa sawit. Bahkan, saat wabah Covid melanda, ekonomi Riau tetap terjaga lantaran ada komoditas sawit.
“Adapun belakangan ini ada masalah lahan kelapa sawit, tapi bagi saya masyarakat ini tidak usah dipermasalahkan soal tanah karena Keputusan SBY lewat perpres 2 hektar pun diizinkan biarpun hutan lindung. Itu pada zaman SBY. Saya yakin di zaman Prabowo ini lebih bagus karena ketika berkunjung ke Riau, beliau ingin harga CPO ini kita yang buat, dan kita tidak ketergantungan dari luar,” sebutnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Dr. Syahrial Abdi, AP, M. Si yang hadir mengapresiasi tema yang diangkat dalam seminar acara di SIEXPO kali ini, yakni “Kemitraan, Konsistensi dan Strategi Penguatan Produktivitas Industri Sawit Indonesia”. Soalnya, 6,7 juta rakyat Riau bergantung pada sektor kelapa sawit ini.
“Kami berkomitmen memperbaiki dari hulu itu adalah isu lahan, di tengah itu perizinan, budidaya dan terakhir di tata niaga. Kemarin itu hebohnya di kawasan hutan, PSR itu tidak terserap dengan baik. Kemudian ada perintah gerecep STDB atau Surat Tanda Daftar Budidaya, ada PTSL atau Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, program Jokowi bagi bagi Sertifikat Hak Milik atau SHM, terus memandang komoditas kelapa sawit yang menjadi penting bagi Riau karena 60 persen perekonomian riau bergantung di sana,” tandasnya.
Komentar Via Facebook :