Home / Mitos dan Fakta / Evolusi Terbaru Industri Sawit Indonesia, Andil Besar Industri Sawit di Sektor Ekonomi
Evolusi Terbaru Industri Sawit Indonesia, Andil Besar Industri Sawit di Sektor Ekonomi
katakabar.com - Opini mengenai industri sawit cuma untungkan pihak-pihak tertentu, seperti pelaku usaha (eksklusif) dan kurang memberi manfaat bagi perekonomian secara keseluruhan berkembang selama ini.
Itu tidak berpengaruh, buktinya lndonesia berhasil menjadi produsen minyak sawit sekaligus produsen minyak nabati terbesar dunia. Lalu, seberapa besar kontribusi atau andil industri sawit di sektor ekonomi acap kali menjadi pertanyaan di ranah publik.
Kontribusi industri sawit secara umum bidang ekonomi, meliputi peningkatan ketahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan masyarakat di berbagai level, baik level lokal desa, level daerah, nasional, hingga level global.
Industri sawit bidang peningkatan ketahanan ekonomi bisa dilihat dengan meningkatnya penghasilan petani, perkembangan ekonomi desa, pertumbuhan ekonomi (PDRB), pertumbuhan ekonomi nasional (PDB), dan pendapatan negara importir minyak sawit.
Di Indonesia, industri sawit penyumbang devisa lewat ekspor produk sawit maupun penghematan devisa dari substitusi impor solar fosil dengan biodiesel sawit.
Di tengah situasi dan kondisi itu, ada mitos yang menyatakan kontribusi minyak sawit pangan global tidak signifikan .
Benarkah? Fakta yang ada malah menunjukkan sebaliknya, yakni minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO dan Crude Palm Kernel Oil) minyak nabati yang banyak diperdagangkan secara internasional (USDA, 2022; FAO, 2022).
Perdagangan minyak sawit global melibatkan hampir seluruh negara di dunia, baik sebagai produsen maupun konsumen. Di mana persentasinya sekitar 10 negara produsen, 39 negara eksportir, dan 220 negara importir atau konsumen.
Hal itu mencakup minyak sawit dalam bentuk produk antara (intermediate product) maupun produk jadi (finished product).
Di pasar dunia totalnya 70 hingga 90 persen diperdagangkan yang digunakan untuk pangan (Sheil et al, 2009; Shimizu dan Descrochers, 2012; Gaskel, 2012; Kojima et al, 2016; Parcel et al, 2018; Hariyadi, 2020).
Masyarakat Afrika menjadikan minyak sawit sebagai sumber pangan dari abad ke 18. Hingga kini berbagai produksi pangan berbasis minyak sawit, seperti minyak goreng, margarin, shortening, ice cream, creamer, cokelat, biskuit, specialty dan lain-lain tersedia dan dapat dikonsumsi masyarakat dunia.
Andil minyak sawit sebagai sumber pangan pada level negara/kawasan. Contohnya di tahun 202, penggunaan minyak sawit untuk pangan di China sebesar 66 persen, India sebesar 96 persen, Pakistan sebesar 98 persen, dan Eropa sebesar 36 persen.
Terjadi perbedaan konsumsi minyak sawit antara Asia dan Eropa (Rifin, 2011; Kojima et al, 2016). Bagi masyarakat di kawasan Asia, minyak sawit lebih banyak digunakan sebagai minyak goreng yang dikonsumsi rumah tangga maupun industri.
Di kawasan Eropa dan Amerika, minyak sawit lebih banyak dipergunakan sebagai bahan baku industri pangan untuk menghasilkan produk pangan seperti bakery, biskuit, cokelat, dan lain-lain.
Tidak hanya pangan bagi manusia (oleofood), salah satu produk sampingan (by-product) kelapa sawit adalah Palm Kernel Meal (HS 2306.60) digunakan untuk bahan baku industri pakan ternak (feedmill) dunia. Palm Kernel Meal (PKM) oleh industri pakan ternak global (PASPI Monitor, 2021) dimaksudkan memenuhi kebutuhan pakan yang meningkat seiring dengan peningkatan produk-produk peternakan dan tren memelihara hewan kesayangan (pet animal).
Ekspor PKM dari negara produsen minyak sawit, khususnya Indonesia dan Malaysia menunjukkan peningkatan, kisaran 28 juta ton pada tahun 2000 menjadi sekitar 7 juta ton tahun 2021 lalu. Di mana pangsa pasar PKM Indonesia meningkat dari 37 persen menjadi 71 persen periode yang sama.
Terdapat pula produk sawit lain berpotensi digunakan sebagai bahan baku industri pakan (PASPI Monitor, 2021), yakni POME (Palm Oil Mill Effluent), PPF (Palm Press Fiber), OPF (Oil Palm Fronds).
Produk sampingan kelapa sawit bahan baku pakan ternak unggas, fuminansi, dan perikanan (Sinurat, 2003; Boateng et ak, 2008; Kun dan Zahart, 2011; Abdeltawab et al, 2018; Nikhlany et al, 2022).
Jadi cukup jelas, industri sawit dunia bagian dari ketahanan pangan global atau feeding the world (PASPI Monitor, 2021). Berbagai produk pangan berbasis minyak sawit bahan pangan yang dikonsumsi rumah tangga, industri pangan maupun food services industry. (sumber: Buku Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi Keempat, PASPI 2023. Bersambung...
Komentar Via Facebook :