Home / Mitos dan Fakta / Evolusi Terbaru Industri Sawit Indonesia: Minyak Sawit Minimumkan Pertukaran Pangan-Bahan Bakar
Evolusi Terbaru Industri Sawit Indonesia: Minyak Sawit Minimumkan Pertukaran Pangan-Bahan Bakar
katakabar.com - Ada yang mengatakan pengembangan biofuel sawit bisa sebabkan pertukaran pangan-bahan bakar (trade-off food-fuel) sehingga menarik perhatian sejumlah pihak.
Soalnya penggunaan produk pertanian untuk biofuel telah lama menjadi polemik di kalangan masyarakat dunia familiar disebut fenomena pertukaran pangan-bahan bakar (trade-offfood-fuel). Isu ini erat kaitannya dengan isu etika dan isu ekonomi (Rajagopal et al., 2009; Thompson, 2012; Tomei dan Helliwell, 2015; Judit et al, 2017).
Studi Zilberman et al. (2012), Abott (2014), dan Zhang et al. (2013) sudah melakukam kajian keterkaitan antara lonjakan harga beberapa komoditas pangan, seperti jagung, tebu, minyak nabati, dan serelia seiring dengan peningkatan produksi biofuel.
De Gorter et al., (2015) menjelaskan, sektor biofuel bertanggungjawab sebesar 80 persen peningkatan harga produk pangan. Tapi, Durham et al. (2012) berkata lain, kontribusi produksi biofuel tidak signifikan pada peningkatan harga pangan. Studi-studi pum menunjukkan isu trade-off food-fuel tetap jadi perdebatan.
Isu pertukaran pangan-bahan bakar (trade-off food-fuel) terjadi lantaran keterbatasan suplai. Solusi untuk mengatasi atau meminimumkan terjadinya trade-off dengan meningkatkan availability dan affordability dari minyak nabati dunia.
Nah, hadirnya minyak sawit sebagai minyak nabati terbesar di dunia berperan penting pemenuhan bahan pangan dunia maupun bahan baku energi dunia.
Itu terkonfirmasi kurun sepuluh tahun lamanya, yakni pada tahun 2011 hingga 2021. Faktanya, penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel dunia meningkat dari 3.9 juta ton menjadi 15.4 juta ton.
Walau terjadi peningkatan penggunaan minyak sawit pada biodiesel dunia, tapi tidak menyebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia meningkat. Tren harga CPO dunia justru menunjukkan kecenderungan penurunan di periode yang sama.
Paparan itu menunjukkan kehadiran minyak sawit malahan tidak menyebabkan atau memperparah trade-off food-fuel. Sebaliknya, hadirnya minyak sawit dengan segala keunggulannya mampu meminimumkan potensi terjadinya trade-off food-fuel secara internasional (PASPI Monitor, 2021 n). (sumber: Buku Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi Keempat, PASPI 2023). Bersambung...
Komentar Via Facebook :