Home / Nusantara / Impian Para Petani Sawit Aceh Pada Peluncuran Roadmap KSB di Senayan
Impian Para Petani Sawit Aceh Pada Peluncuran Roadmap KSB di Senayan
Jakarta, katakabar.com - Hotel Mulia Senayan, Jakarta jadi saksi bisu Provinsi Aceh meluncurkan roadmap (Peta Jalan) Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) 2023-2045 dan Rencana Aksi Daerah KSB 2023-2026, kemarin.
Pada momen itu, sejumlah kelompok pekebun kelapa sawit Aceh dan mewakili turut hadir serta ada satu kelompok pekebun dan empat koperasi kelapa sawit yang berhasil menunjukan eksistensi mereka dengan mendapatkan sertifikasi nasional, Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan sertifikasi internasional, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Internal control system di perkumpulan pekebun sawit Tenggulun Lestari dan sekaligus sebagai pendamping empat koperasi di Kabupaten Aceh Tamiang, Rahmadania menuturkan, para petani menaruh harapan besar dengan diluncurkannya roadmap (Peta Jalan) ini.
“Terutama untuk perkumpulan yang sudah dapat sertifikasi ISPO dan RSPO, kami berharap adanya roadmap ini bisa mendapatkan kemudahan akses. Mulai dari akses mendapatkan sarana prasarana perkebunan hingga akses penunjang produksi kelapa sawit petani,” ujarnya, kemarin dilanasir dari laman kontan.id, pada Kamis (23/11).
Contoh lainnya, kata Rahmadania, kemudahan mendapat pupuk, kemudahan untuk mendapat alat pelindung diri, sebab hal-hal itu menjadi salah satu poin yang mesti dipenuhi dan dipatuhi pekebun kelapa sawit yang sudah meraih sertifikasi.
ISPO dari pemerintah Indonesia, harapnya, mesti bisa memberi impact yang sama besarnya dengar RSPO.
“Kami berharap tidak cuma RSPO yang dapat memberikan impact langsung bentuk premium fee, tapi ISPO mesti bisa memberikan keuntungan untuk para pekebun. Apalagi, selama ini ISPO belum bisa kita lihat secara langsung keuntungannya kecuali dari penerapan agrikultural berkelanjutannya,” bebernya.
Selain itu, ulas Rahmadania, adanya roadmap yang didukung pemerintah Aceh, RSPO dan ISPO petani bisa dengan cepat mendapatkan kepastian harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
“Kami berharap ISPO dan RSPO bisa menjamin kepastian harga bagi para petani. Ini memang berkaitan dengan kemudahan akses sarana dan prasarana, misalnya kalau petani bisa langsung menjual TBS kelapa sawit mereka ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sehingga memutus rantai pasar yang terlalu panjang dan mendapatkan harga yang lebih baik,” jelasnya.
Dari catatan ada lima kelompok pekebun sawit di Aceh Tamiang yang berhasil mendapatkan sertifikat ISPO dan RSPO, mereka terbagi menjadi 1 kelompok pekebun dan 4 koperasi.
Mereka, yakni Perkumpulan Pekebun Sawit Tenggulun Lestari (Pesatri), Koperasi Produsen Bumi Sawit Tamiang, Koperasi Produsen Palem Lestari Tamiang, Koperasi Produsen Tamiang Sawita Lestari dan Koperasi Produsen Sawit Muda Sedia.
Keberhasilan ini sekaligus membuktikan kemampuan petani swadaya dalam memenuhi persyaratan sertifikasi internasional sawit berkelanjutan, ISPO, dan RSPO. Di mana nantinya lima kelompok ini menjadi contoh dan diadopsi Pemerintah Aceh sebagai model untuk diterapkan di 13 Kabupaten lainnya.
Komentar Via Facebook :