Home / Politik / Isu Beasiswa Anak PKH Terus 'Digoreng', Ketum Relawan SAH: Jangan Baper, Seakan-akan Paling Tersakiti
Isu Beasiswa Anak PKH Terus 'Digoreng', Ketum Relawan SAH: Jangan Baper, Seakan-akan Paling Tersakiti
Siak, katakabar.com - Isu penghapusan beasiswa untuk anak program keluarga harapan (PKH) yang dituduhkan kepada calon petahana, Alfedri-Husni Merza terus dimunculkan jelang pemilihan kepala daerah Siak, 27 November 2024 ini.
Bahkan, isu tersebut terus 'digoreng' di media sosial sebagai aksi black campaign (kampanye negatif) kepada pasangan nomor urut 3 tersebut.
Ketua Umum Relawan Sahabat Alfedri Husni (SAH) Zulfi Mursal pun sempat tersenyum mendengar kabar tersebut. Ia pun meluruskan dan menegaskan bahwa tidak pernah ada intimidasi soal apa pun.
"Tidak ada intimidasi apa pun soal beasiswa untuk anak PKH. Penafsiran mereka saja yang tidak benar," kata Zulfi kepada katakabar.com, Kamis (14/11).
Zulfi juga mengaku heran isu tersebut dijadikan sebagai komoditi politik untuk mencari kesalahan pasangan Alfedri-Husni. Sebab kata Zulfi tidak pernah terbesit sedikit pun untuk menciderai hati masyarakat.
"Jadi begini cerita awalnya, ketika kampanye, saya sampaikan ke masyarakat bahwa beasiswa untuk anak PKH merupakan kebijakan Pak Alfedri, dan satu-satunya di Provinsi Riau," kata Zulfi.
Terus, Zulfi menanyakan bagaimana dengan sikap masyarakat ketika tidak memilih pasangan Alfedri-Husni padahal mendapatkan bantuan tersebut.
"Nah, masyarakat jawab cabut bantuan itu dan pindahkan ke orang lain. Itu penghianat kata masyarakat. Jadi, di mana intimidasinya. Itu kata masyarakat. Kita pun kalau pindahkan bukan ke Pak Alfedri atau Pak Husni, tapi diberikan ke masyarakat juga," ujarnya.
"Para calon lainnya jangan terlampau baper (bawa perasaan). Jangan baper kali dalam berpolitik. Saya juga heran, ada calon lain yang bilang, program beasiswa untuk anak PKH akan dilanjutkan kalau dia terpilih. Dulu mereka bilang program beasiswa untuk anak PKH punya pusat. Bukan program bupati. Tiba-tiba sepakat lanjutkan. Ini kan membingungkan," ujarnya.
Mestinya, kata Zulfi, sebagai calon pemimpin harus punya pendirian. Tidak terkesan paling peduli sama masyarakat, namun hanya bualan semata.
"Jangan seakan-akan terkesan paling tersakiti. Dulu ente kemana. Apa yang diperbuat untuk anak Siak selama ini. Jangan hanya dapat merusak sistem," jelasnya.
Sebab, menurutnya, selama ini yang dikleim telah memberesken perhutanan sosial itu, awalnya sudah dimulai pemerintah daerah, tinggal melanjutkan namun dikleim atas keberhasilan sendiri.
"Itu tinggal melanjutkan. Tapi setelah berhasil dikleim kerja sendiri. Parahnya ada yang diurus tanpa rekomendasi pemerintah daerah. Itu tandanya tidak menghargai pemerintah daerah," ujarnya.
"Katanya tidak mau sejengkal pun tanah Siak bermasalah. Selama 10 tahun di kementerian, berapa yang sudah dibereskan. Kalau di Rantau Bertuah, ada campur tangan pemerintah daerah. Bukan keberhasilan sendiri. Tapi dikleim keberhasilannya. Terus kalau memang bisa sendiri, kenapa yang lain tidak bisa. Contoh Mempura, kenapa tidak bisa. Apa karena bermasalah dengan perusahaan besar," jelas Zulfi.
Zulfi mengingatkan agar sebagai calon pemimpin harus berpikir cerdas tanpa mencari-cari kesalahan orang lain.
"Masyarakat sudah cerdas. Sampai-sampai ada surat terbuka di media sosial. Anehnya, surat itu dibuat oleh tim dan pendukungnya. Bukan penerima beasiswa anak PKH. Jujur, yang bikin masyarakat takut itu, cara mereka berpolitik. Bukan cara Pak Alfedri-Husni," kata mantan Ketua DPRD Siak ini.
Komentar Via Facebook :