Home / Politik / Kampanye di Riau, Capres Nomor 2 Janji Bikin Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Kampanye di Riau, Capres Nomor 2 Janji Bikin Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Pekanbaru, katakabar.com - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut Dua, Prabowo Subianto berjanji membangun pabrik hilirisasi yang menghasilkan produk turunan kelapa sawit, bila nanti menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024.
Itu disampaikan mantan Danjen Kopasus saat kampanye di Gedung Olahraga Sudirman di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa kemarin, dilansir dari laman tempo.co, pada Rabu (10/1).
"Kita tidak ingin hasil kekayaan alam kita dijual dengan harga murah. Kita akan hilirisasi kekayaan alam kita. Hasil tambang, mineral, kepala sawit. Di Indonesia khususnya Riau penghasil kelapa sawit, kita bangun pabrik pengelolaan kelapa sawit," kata Capres Nomor Urut 2 di hadapan ribuan pendukungnya.
Capres Nomor 2 ini sayangkan selama ini Indonesia hanya ekspor bahan baku kelapa sawit dengan harga murah. Itu sebabnya, pabrik hilirisasi perlu dibangun agar produk-produk turunan bahan baku kelapa sawit nanti punya nilai jual yang lebih tinggi.
Kita optimis program hilirisasi mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan menyasar masyarakat secara luas.
"Kita harus berpihak kepada rakyat, terutama di lapisan paling lemah, para petani harus kita bantu, kemiskinan harus kita hilangkan dari Indonesia ini," jelasnya.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apakasindo), Moeldoko di suatu kesempatan pernah menjabarkan penyebab hilirisasi kelapa sawit saat ini masih rendah baru berkisar 20 hingga 30 persen dari potensi yang ada.
"Untuk dapat memaksimalkan pengembangan industri sawit ke depan, ada tiga tantangan yang harus dapat kita jawab bersama-sama," ucap Moeldoko dalam Dialog Menata Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia secara daring di Jakarta, di paruh November 2023 lalu.
Pertama, Moeldoko mengulas soal rendahnya produktivitas kelapa sawit rakyat. Berikutnya, untuk menggenjot hilirisasi sawit, terkait dengan status lahan petani yang banyak masuk kawasan hutan. Ketiga, soal keberlanjutan usaha.
Saat ini, Moeldoko mencatat tandan buah segar (TBS) sawit rakyat masih berkisar 0,6 ton hingga 1,2 ton per hektar per bulan dengan kandungan CPO 2,8 ton hingga 3,4 ton per hektar per tahun.
Angka itu sangat jauh bila dibandingkan dengan TBS kebun korporasi yang mencapai 4,2 ton sampai 4,5 ton CPO per hektar per tahun.
Menurut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini, hilirisasi industri berbasis kelapa sawit Indonesia masih berada di level medium untuk minyak olahan atau refined oil. Sedang, untuk hilirisasi lanjutan seperti biodiesel masih terbatas, apalagi yang berkaitan dengan oleochemical.
Padahal, sebut Meldoko, luas perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,4 juta hektar yang 42 persen di antaranya atau 6,87 juta hektar usaha perkebunan rakyat yang melibatkan 16 juta petani.
"Kalau dilihat dari sisi ekspor, mayoritas atau sebanyak 73,8 persen ekspor produk pertanian pada 2022 disumbang oleh industri kelapa sawit," tandasnya saat itu.
Komentar Via Facebook :