Home / Politik / Masyarakat Bengkalis Keluhkan Ekonomi Lesu dan Realisasi APBD Baru 39 Persen
Syahrial Sudah Suarakan!
Masyarakat Bengkalis Keluhkan Ekonomi Lesu dan Realisasi APBD Baru 39 Persen
Bengkalis, katakabar.com - Masyarkat Kabupaten Bengkalis keluhkan ekonomi lesu. Kata Penjabat (Pj) Gubernur Riau, Rahman Hadi fakta ini cukup mengejutkan.
Soalnya, Bengkalis ternyata menjadi daerah yang realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD paling rendah dibandingkan daerah lain yang saat ini dipimpin Pjs.
Secara khusus, sorotan diberikan ke Pemkab Bengkalis yang baru merealisasikan APBD 2024 hanya sebesar 39,94 persen. Rendahnya realisasi APBD 2024 Kabupaten dan Kota itu menjadi tugas alias 'PR' khusus yang diberikan kepada 6 Penjabat Sementara (Pjs) Bupati dan Wali Kota yang dilantik, Selasa (24/9) lalu.
"Meski Penjabat Sementara Bupati dan Wali Kota bertugas hanya sekitar dua bulan, tapi harus segera melaksanakan monitoring APBD 2024, batas waktunya pada 30 September," kata Rahman Hadi kepada 6 Pjs kepala daerah yang dilantik di Balai Serindit, Kompleks Gubernuran Riau.
Pj Gubri membacakan satu per satu realisasi APBD 2024 keenam daerah tersebut, yakni, realisasi APBD Kabupaten Siak 2024 sebesar 52,24 persen, Kabupaten Kepulauan Meranti 50,06 persen, Pelalawan 44,76 persen, Kuansing 49,56 persen dan Kota Dumai sebesar 56,66 persen.
"Kabupaten Bengkalis, baru 39,94 persen. Ini harus menjadi perhatian kita," kata Rahman Hadi memberikan penekanan.
Diketahui, besaran APBD Bengkalis 2024 mencapai Rp 4,1 triliun. Angka APBD ini terbesar di antara 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
Selain itu, Rahman Hadi singgung belum diterimanya draft APBD Perubahan 2024 sejumlah daerah, yakni Kabupaten Siak, Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Kuansing.
"Pemprov Riau hingga kini belum menerima draft APBD perubahan untuk dievaluasi. Ini adalah tugas dari Pjs yang dilantik hari ini," tegas Rahman Hadi.
Menurut Rahman, untuk batas waktu pengesahan APBD Perubahan yang berakhir pada 30 September 2024, tinggal hitungan hari.
"Untuk itu, saya meminta kepada saudara Pjs Bupati dan Pjs Wali Kota yang dilantik agar dapat memastikan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bersama DPRD melakukan pembahasan APBD Perubahan 2024. Begitu pula dengan persiapan tahapan APBD 2025 untuk segara difasilitasi," terang Sekretaris Jenderal DPD RI ini.
Ekonomi Bengkalis Lesu Lantaran Gaji Lambat Keluar
Di sisi lain, para pedagang di salah satu pasar di Bengkalis, yakni Pasar Terubuk, mengeluhkan sepinya para pembeli. Padahal, sejumlah bahan pangan sudah mengalami penurunan harga.
Keluhan ini terjadi beberapa bulan terakhir sejak macetnya gaji pegawai pemerintahan di Kabupaten Bengkalis. Dan makin lama, daya beli terus mengalami penurunan drastis.
Bahkan saking sepinya, jam 9 pagi pun sudah ada pedagang yang tutup karena tak kunjung ada pembeli.
Para pedagang mengaku tidak berpikir mencari keuntungan besar lagi, mereka hanya berpikir untuk bertahan hidup sampai kondisi ekonomi kembali stabil.
Pun begitu, biaya kebutuhan pendidikan anak menjadi beban pikiran bagi para pedagang. Sehingga masyarakat mengaku sedang "kesempitan nafas".
Sudah Disuarakan Cabup Bengkalis, Syahrial
Beberapa hari yang lalu, Bakal Calon Bupati Bengkalis, Syahrial menegaskan, kepentingan Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam sistem birokrasi harus menjadi prioritas bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis.
Hal itu disampaikan Syahrial saat bersilaturahmi dengan ratusan tokoh masyarakat se Pulau Bengkalis, yang tergabung dalam "Barisan Engah Makmurkan Negeri", Kamis (19/9) lalu.
Dalam silaturahmi itu, para tokoh masyarakat mengeluhkan banyaknya keluhan SDM yang ada di lingkungan Pemkab Bengkalis, terkait keterlambatan pembayaran gaji, tunjangan, serta honor mereka.
Soalnya, para honorer, Aparatur Sipil Negara (ASN), serta perangkat desa sudah berbulan-bulan tidak menerima hak mereka dari Pemkab Bengkalis.
Menurut Syahrial, ketika dana sudah tersedia, baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) ataupun dari dana transfer APBD Provinsi Riau dan APBN, hak masyarakat harus diprioritaskan.
"Apapun kejadiannya, pembayaran honor mereka harus diutamakan. Karena jika terjadi keterlambatan, maka akan muncul dampak ekonomi ke masyarakat Pulau Bengkalis pada umumnya," ujar Syahrial, Jumat (20/9).
Akibat dari keterlambatan ini, roda perekonomian di Bengkalis mengalami gangguan, karena daya beli masyarakat menjadi turun.
"Logikanya begini, ketika para pegawai pemerintah menerima haknya berupa gaji, honor, ataupun tunjangan, mereka pasti akan berbelanja ke pasar atau ke warung terdekat. Tapi, kalau tak dibayarkan sampai berbulan-bulan begini, orang tak bisa berbelanja, dan para pedagang mengeluh karena dagangannya tak laku," ulas Ketua DPD Golkar Bengkalis ini.
Jika dagangan tak laku, sebutnya, para pedagang bisa saja bangkrut, karena mereka tak bisa "memutar" dagangannya. Ini berkontribusi meningkatnya jumlah pengangguran.
Selain itu, bebernya, kinerja para pegawai pemerintahan pasti mengalami penurunan karena mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Artinya, pembayaran gaji pegawai ini memiliki dampak yang besar untuk keberlangsungan roda ekonomi dan layanan pemerintahan lainnya. Makanya, pemerintah tidak boleh menganggap remeh keterlambatan pembayaran ini," terangnya.
Syahrial mengakui, sebelum adanya laporan dari tokoh masyarakat ini, dirinya menerima banyak sekali aduan terkait hal ini.
"Intinya masyarakat ni mengeluh, mereka sedih kenapa Pemkab lebih mengutamakan kegiatan yang sifatnya keramaian seperti konser, ketimbang membayar honor mereka. Banyaknya acara keramaian ini menjadi alasan kosongnya kas daerah," katanya.
Ketua Tim Pemenangan Syahrial-Andika (SANDI), Indra Gunawan Eet, membenarkan keterlambatan pembayaran ini menjadi keluhan para pedagang di pasar.
"Saya kalau ke pasar, masyarakat tu bilang, 'engah, engah tak tahu cito? Gaji anak kami dah 4 bulan tak dibayo, hajab kami ngah'. Kondisi ini menjadi salah satu faktor kuat pendorong semangat perubahan di Pilkada Bengkalis 2024 ini," ujar Wakil Ketua DPRD Riau sementara disapa akrab Engah Eet ini.
Komentar Via Facebook :