Home / Opini / ODOD: 'Orkestrasi Demokrasi Over Dosis'
ODOD: 'Orkestrasi Demokrasi Over Dosis'
Oleh: Duri Institute, Agung Marsudi
katakabar.com - Dunia transportasi kita mengenal istilah ODOL, Over Dimension Over Load. Panitia Debat Capres 2024, pada Selasa (12/12) lalu sepertinya belum menampilkan performa pertunjukan perdebatan yang diharapkan publik. Debat yang memberi greget, dan berbobot. Lalu lahirlah sindiran ini ODOD, Orkestrasi Demokrasi Over Dosis.
Seperti iklan, hasilnya "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda".
Debat presiden edisi perdana, berlangsung riuh. Padahal tema yang diusung pada Debat Capres 2024 pertama adalah Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Tema berat, yang selama ini menjadi 'beban berat' Indonesia.
Selanjutnya, jika tidak ada perubahan konsep dikhawatirkan edisi kedua dan seterusnya akan bernasib sama. Bisa ditebak kualitasnya. Hanya menjadi tontonan biasa. Sebuah orkestrasi demokrasi yang overdosis. Tontonan lebay, dan ikutan gemoy!
Dari ketiga Capres, Anies dan Ganjar yang memiliki tradisi berdebat. Sedang Prabowo karena berlatar belakang tentara, tentu tidak memiliki tradisi berdebat. Jadi, intinya bukan pada 'silat lidahnya' tapi politik gagasan yang ditawarkan. Disayangkan, jika debat lalu menjadi panggung saling serang.
Kecuali, debat Capres memang dirancang hanya sebagai talkshow biasa, yang menghabiskan anggaran negara.
Komentar Via Facebook :