Home / Sawit / Peredaran Bibit 'Aspal Ancam Petani di Provinsi Kalimantan Barat
Peredaran Bibit 'Aspal Ancam Petani di Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak, katakabar.com - Peredaran bibit palsu atau tidak berkualitas masih marak terjadi ancam para petani di Provinsi Kalimantan Barat. Soalnya, belakangan ini para petani masih ada yang tertipu dengan penawaran benih dengan harga sangat terjangkau.
Modus penjualan benih ini beragam, seperti yang terjadi ada petani ditawarkan dengan benih yang masih berbentuk biji dengan harga murah. Parahnya benih ini dilengkapi dengan sertifikat dari PPKS.
"Peredaran benih abal-abal sangat meresahkan di Provinsi Kalimantan Barat. Di mana kita jumpai petani yang membeli sebungkus bibit berbentuk biji seharga Rp800 ribu jumlah 250 butir. Cukup mengherankan lagi, bibit dilengkapi dengan sertifikat dari PPKS," tutur Sekretaris DPW Apkasindo Provinsi Kalimantan Barat, Agus Kuswara dilansir dari laman elaeis.co, pada Senin (22/1).
Selain itu, kata Agus, harga yang ditawarkan bervariasi. Ada yang perbungkus dengan isi 250 butir dibandrol Rp1,5 juta.
Merasa curiga dengan harga benih tersebut, Agus langsung melakukan pengecekan sertifikat. Benar saja, benar biji varietas Simalungun dan Marihat yang ditawarkan palsu.
"Jadi, modus penjual mendatangi petani dan menawarkan benih. Petani melakukan penangkaran sendiri kemudian ditanam di kebunnya sendiri. Malah tidak sedikit mereka jual jika ada yang membutuhkan," ujarnya.
Menjamurnya penangkaran tanpa izin menjadi salah satu penyebab beredarnya bibit palsu. Padahal, kata Agus, dampaknya ke depan sangat merugikan petani.
"Untuk itu, kita saat ini gencar melakukan edukasi kepada petani agar wawasan petani meningkat dan tidak mudah termakan bujuk rayuan," jelasnya.
Menurut Agus, bagi petani yang membutuhkan benih unggul berkualitas lebih baik datang ke PPKS Parindo yang beroperasi di Kabupaten Sanggau.
"Bibit tidak berkualitas mempengaruhi produksi kebun petani, bahkan target sawit berkelanjutan tidak akan tercapai. Malah bisa saja petani gagal berbudi daya kelapa sawit lantaran kesalahan memilih bibit," tegasnya.
Kita berharap petani lebih teliti dalam memilih benih. Kalau bisa, pembelian dilakukan langsung ke PPKS atau penangkar berizin lengkap," tambahnya.
Komentar Via Facebook :