Home / Sawit / Petani Keluhkan Produksi Kebun Anjlok 50 Persen di Banten, Ini Penyebabnya
Petani Keluhkan Produksi Kebun Anjlok 50 Persen di Banten, Ini Penyebabnya
Banten, katakabar.com - Intensitas hujan di wilayah masih sangat rendah. Artinya, musim kemarau masih berkepanjangan di wilayah Provinsi Banten sekitarnya.
Kondisi cuaca ini bikin perkebunan kelapa sawit kelimpungan lantaran mengalami penurunan produksi. Bahkan dari Agustus 2023 hingga saat ini produksi anjlok mencapai 50 persen.
"Memang, November 2023 sempat terjadi hujan tapi hanya sebentar. Tidak memberikan dampak banyak kepada kebun petani," kata M Nur Ketua Asepekpir Provinsi Banten, kemarin dilansir dari laman elaeis.co, pada Jumat (29/12).
Menurut Nur, pabrik kelapa sawit yang beroperasi di Provinsi Banten kekurangan pasokan disebabkan anjlok produksi kebun kelapa sawit petani. Misalnya, dialami PKS PTPN VIII yang kekurangan pasokan lantaran penurunan produksi ini.
Anehnya, meski jumlah produksi yang turun dan kurangnya pasokan di beberapa PKS, harga kelapa sawit justru tidak mengalami kenaikan. Harganya masih stagnan diangka Rp1.950 per kilogram.
Apakah Provinsi Banten karena belum ada Pergub peneta0an harga TBS kelapa sawit petani hingga saat ini?
"Kita prediksi kondisi ini terjadi hingga Maret tahun depan. Harapannya, hujan mulai turun di penghujung tahun ini di Banten," pintanya.
Para petani saat ini, ulas Nur, terpaksa mencari pemasukan alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, terutama bagi petani yang memang hanya bergantung pada kebun kelapa sawitnya itu. Salah satunya melakukan tumpang sari dengan menanam sejumlah tanaman lain, seperti cabe, jagung, dan kedelai.
"Tumpang sari bergantung pada curah hujan. Artinya, tidak sedikit petani yang gagal lantaran masih minimnya intensitas hujan," sebutnya.
Komentar Via Facebook :