Home / Sawit / Sekali Panen Cuma Rp300 Ribu! Wajar Petani Sawit di Rupat Usulkan Replanting
Sekali Panen Cuma Rp300 Ribu! Wajar Petani Sawit di Rupat Usulkan Replanting
Rupat, katakabar.com - Sekali panen hasilnya cuma Rp300 ribu jadi alasan para petani kelapa sawit di Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau mengusulkan peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replanting.
Adalaha para petani di Desa Batu Panjang dan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, yang tergabung dalam Koperasi Tekad Anak Negeri memutuskan untuk meremajakan tanaman kelapa sawitnya. Soalnya, kebun sawit mereka sudah tidak dapat diandalkan untuk gantungan hidup.
Saat ini para petani swadaya itu tengah mengumpulkan sejumlah persyaratan untuk mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dibiayai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS.
Ketua Koperasi Tekad Anak Negeri, Abdul Kadir Siregar menceritakan, luas kebun petani anggota koperasi yang diajukan ikut PSR mencapai 500 hektar.
"Saat membangun kebun, petani hanya ikut-ikutan tanpa ada binaan dari pihak yang kompeten. Sehingga pemilihan bibit, petani tidak mendapatkan arahan, dan tidak ada pertimbangan, apakah yang ditanam bibit unggul atau bibit tidak berkualitas? Pokoknya yang penting dapat bibit saja, terus ditanam," tuturnya dilabmnsir dari laman elaeis.co, Kamis (12/8).
Itu sebabnya, kata Abdul, produksi kebun petani tidak maksimal sebagaimana diharapkan.
"Sudah bertahun-tahun petani hanya mendapatkan hasil sebesar Rp300 ribu sekali panen. Padahal usia tanaman kelapa sawit masih produktif," jelasnya.
Lantaran hasil panen tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup, tidak sedikit petani meninggalkan kebun kelapa sawit kurang terawat, dan mencari penghasilan tambahan.
"Lama-lama produksi kebun semakin merosot. Kemampuan finansial petani rendah sehingga tidak dapat melakukan perawatan kebun sawitnya dengan baik. Bagaimana tidak, biaya perawatan lebih tinggi dari hasil produksi," ucapnya.
Kondisi ini yang membuat Abdul Kadir membentuk kelompok tani dan bergabung di Aspekpir. Tujuannya agar petani mendapat bimbingan, dan pembinaan membudidayakan kelapa sawit.
"Alhamdulillah, dari kelompok tani kecil, sekarang sudah banyak petani yang bergabung. Bahkan hingga saat ini masih terus bertambah. Artinya, total luasan kebun bakal terus bergerak naik seiring dengan banyaknya petani yang bergabung," ulasnya.
Para petani, terang Abdul, sangat antusias dan sangat berharap mendapatkan hibah PSR dari BPDPKS.
"Saat ini kita masih kumpulkan berkas-berkas sebagai syarat pengajuan. Bersyukur sekali kita dibina Aspekpir yang komitmen mendampingi petani," imbuhnya.
Salah seorang anggota Koperasi Tekad Anak Negeri, Abu Bakar optimis PSR membuat produktivitas kebun sawitnya meningkat.
"Saya siap mulai semuanya dari awal kembali. Saya meyakini PSR sangat membantu petani. Belum lagi nanti terbuka lapangan pekerjaan kalau PSR disetujui," tegasnya.
Peserta PSR nanti mudah-mudahan mendapatkan bantuan Rp60 juta per hektar, harap Abu Bakar, agar petani tidak lagi dibebani kekurangan biaya saat pelaksanaan PSR.
Komentar Via Facebook :