Home / Ekonomi / Sri Mulyani Curhat, Tiap Hari Disorot Soal Utang
Sri Mulyani Curhat, Tiap Hari Disorot Soal Utang
Pekanbaru, katakabar.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok. Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan mengenai kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dia mengatakan, postur APBN terdiri atas berbagai komponen. Beberapa di antaranya ekonomi makro dan pembangunan. Namun demikian yang paling banyak mendapat sorotan adalah pajak dan utang.
"Saya itu kalau di media sosial yang kami miliki, saya tahu ada saja yang selalu cuma bilang 'ah menteri keuangan tiap hari ngomongnya tentang pajak sama utang'. Kalau saya ngomongin tempe sama tahu lain dong," ujar Sri Mulyani, Rabu (27/11).
Dia melanjutkan, sorotan mengenai utang tak hanya disampaikan melalui debat terbuka dan diskusi langsung, namun juga disampaikan oleh beberapa pihak melalui parodi dan puisi.
"Nah kalau kita lihat, beberapa saat yang lalu kalau saya kasih kuliah ekonomi Indonesia, semua ngomong tentang fiskal. Semua fokusnya tentang utang saja, sampai dibuat puisi sampai dibuat parodi, segala macam. Itu karena isu menarik," jelasnya.
Padahal, penyusunan APBN termasuk utang melalui proses yang cukup panjang. Proses tersebut juga melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Menyusun APBN pertama kita diskusi sama DPR outlook nya. 2020 diskusi sejak Maret, ekonomi akan seperti apa, dinamika seperti apa, lalu muncul asumsi makro. Kita asumsi growth 5,3, inflasi 3,1 persen, exchange rate Rp 14.400, suku bunga, harga minyak, gas. itu pengaruh semua dari postur APBN," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, setiap pendapatan negara maupun utang digunakan sebagai alat untuk pembangunan Indonesia. Pemerintah juga hati hati dalam menyalurkan setiap anggaran agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
"Tujuan pembangunan, target pengangguran, kemiskinan, gini ratio dan indeks pembangunan manusia baru kita susun posturnya. Jadi penerimaan dengan asumsi ini, berapa jumlah penerimaan yang akan kita colect next year, tax ratio-nya seperti apa, gimana cara mencapainya. Berapa kita belanjakan, untuk apa, itu yang kita lakukan dan tahun depan berapa defisitnya," tandasnya.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bukan dari Utang
Sri Mulyani terus berupaya menarik investasi untuk datang ke Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sehat. Meski demikian, dia menegaskan, sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak ditopang oleh utang.
"Jadi nantinya sebagian besar pertumbuhan ekonomi kami, tidak datang dari pinjaman atau utang, tapi lebih dari private sektor. Sama baiknya dengan atau sejalan dengan datangnya modal, itulah mengapa prioritas kami untuk meningkatkan atau menjaga iklim investasi menjadi hal yang utama," ujarnya di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (26/11).
Sri Mulyani mengatakan, Presiden Jokowi memiliki cita-cita menjadikan Indonesia menjadi negara kaya dan maju. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tercapai walau ekonomi global melambat. Investasi menjadi fokus utama pemerintah agar cita-cita tersebut tercapai.
"Presiden Jokowi, sangat memiliki ambisi untuk mentransformasikan Indonesia, untuk membuat Indonesia terus maju, kaya dan berkelanjutan (dari sisi ekonomi)," jelasnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, untuk menarik lebih banyakinvestasi pemerintah telah melakukan berbagai terobosan. Terutama pembangunan infrastruktur yang masif pada awal 5 tahun pemerintahan pertama.
"Lewat perbaikan iklim investasi ini kami berharap bisa menyediakan ruang bagi banyak investor untuk datang ke Indonesia, baik domestik maupun asing, untuk membangun ekonomi bersama kami," tandasnya.
Komentar Via Facebook :