Home / Nusantara / Tanpa 'Emas Hijau' Nol Emisi Cuma Khayalan
Tanpa 'Emas Hijau' Nol Emisi Cuma Khayalan
Nusa Dua, katakabar.com - Industri 'emas hijau' julukan lain dari kelapa sawit punya jargon baru, 'No Palm Oil, No Life'. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman yang populerkan jargon baru itu, di salah satu sesi Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 Nusa Dua, Bali, kemarin
'No Palm Oil, No Life' (tanpa minyak sawit, tanpa kehidupan) selaras dengan realita minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati paling serba guna di dunia dan paling produktif dengan penggunaan lahan paling sedikit di setiap ton yang dihasilkan.
Lantaran itu, guna memenuhi kebutuhan global program PSR tidak boleh diabaikan. Menurut Eddy, tanpa program ini, produktivitas perkebunan kelapa sawit diproyeksikan menurun secara serius.
Pada 2025 mendatang, ulas Eddy, dilansir dari laman website resmi BPDPKS, pada Sabtu (4/11), diperkirakan produksi Crude Palm Oil (CPO) hanya mencapai sekitar 44 juta metrik ton. Ini menekankan peran penting program ini menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit.
“Program mandatori Biodiesel salah satu kunci mencapai penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia,” tegas Direktur Jendral Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Yudo Dwiananda Priaadi dalam Indonesian Palm Oil Conference 2023 (IPOC) ditaja di Nusa Dua Bali.
Untuk mencapai target zero emission, jelas Yudo, ke depan Indonesia membutuhkan lebih banyak pasokan kelapa sawit.
“Sebagai program mandatori, implementasi biofuel melalui B35 pada tahun 2023 memiliki alokasi dari domestik sebesar 13.15 juta kilo liter dan diharapkan dapat mencapai 13.9 juta kilo liter pada 2025 mendatang,” kata Yudo.
Hingga September 2023, beber Yudo, kontribusi domestik dalam B35 sudah mencapai 8,9 juta kilo liter (68 persen) serta yang diekspor telah mencapai 121.000 kilo liter.
Selain biodiesel, Indonesia kini tengah mengembangkan penggunaan energi terbarukan lainnya yang berbahan kelapa sawit.
Baru-baru ini, pemerintah melalui maskapai plat merah telah menguji coba bahan bakar pesawat terbang atau bioavtur yang merupakan hasil dari penelitian Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Komentar Via Facebook :