Home / Sawit / Ternyata, Sejak 2022 Petani Sawit Rugi Besar
Ternyata, Sejak 2022 Petani Sawit Rugi Besar
Pekanbaru, katakabar.com - Ternyata, petani sawit di Indonesia mengalami kerugian cukup besar di dua tahun terkahir. Ini diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dr Gulat ME Manurung.
Ini bermula dari naiknya harga pupuk dan juga larangan ekspor yang di berlaku sejak April 2022 lalu. Yang membuat harga pokok produksi (HPP) petani sawit naik jadi Rp 2.250/kg.
"Sementara harga di PKS rata-rata cuma 1.800 waktu itu. Berarti petani tekor dong antara 200 sampai 300 per kilo," kata Gulat saat berbincang dengan elaeis.co dari sambung telepon, kemarin.
"Itu kalau kita hitung dari setelah larangan ekspor April 2022 sampai pertengahan 2023. Setelah larangan ekspor itu kan harga TBS ambruk semua," ujarnya.
Meskipun rugi, kata Gulat, waktu itu petani sawit masih tetap bisa bertahan dengan berbagai siasat yang dilakukan. Salah satunya adalah mengurangi pemupukan.
"Jadi kenapa bisa survive? Ya karena petani mengurangi pupuk. Bahkan ada yang tidak memupuk sama sekali. Itu lah yang dilakukan supaya tetapi bisa untung," kata dia.
Labih lanjut, Gulat mengatakan, petani baru merasakan keuntungan kembali sejak beberapa pekan terkahir. Di mana harga pupuk sudah kembali turun dan harga CPO juga naik.
"Alhamdulillah sejak awal 2024 ini kan harga CPO membaik, maka terbukalah harga TBS," katanya.
"Harga CPO kan sudah lebih Rp 12 ribu, Jadi harga TBS rata-rata sudah di 2.200 sampai 2.500. artinya, setelah turun harga pupuk sejak akhir 2023, HPP turun juga kembali ke 2000. Maka dengan harga TBS sekarang, petani sudah dapat untung 200 sampai 500 per kg TBS," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :