Home / Sawit / Total 1.471 Petani Sawit Swadaya di Jambi Raih Sertifikat Berkelanjutan
Berkat Wilmar Group
Total 1.471 Petani Sawit Swadaya di Jambi Raih Sertifikat Berkelanjutan
Jambi, katakabar.com - Total 1.471 petani kelapa sawit swadaya di Provinsi Jambi raih sertifikat berkelanjutan. Raihan kelembagaan berkat PT Agrindo Indah Persada (AIP), Wilmar Group sudah memberikan pendampingan.
Tujuan pendampingan ke mereka selain meraih sertifikat berkelanjutan, paling penting muaranya peningkatan kesejahteraan.
Para petani kelapa sawit swadaya mengakui oeran perusahaan melakukan pendampingan. Menurut Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT), Ahmad Fahmi, perusahaan telah mendampingi anggota koperasi memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dari 2017, dan pada 2019 berhasil meraih setifikat mandatory.
Meerka menjadi koperasi petani swadaya perdana yang kantongi sertifikat ISPO di Provinsi Jambi. Bahkan, hingga saat ini mereka telah mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.
"PT AIP telah mendampingi kami dari awal, mulai persiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan hingga kami meraih sertifikat ISPO," ujar Fahmi lewat keterangan resmi, dilansir dari laman ZONAJAKARTA.com, pada Rabu (20/12).
Hingga kni PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3,328 hektar.
Pihaknya jadi koperasi petani kelapa sawit swadaya pertama di Indonesia menerima dana hibah dari pemerintah sebesar Rp3,3 miliar, dan satu unit excavator senilai Rp1,8 miliar lewat Program Sarana dan Prasarana (Sarpras) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL), Jalal Sayuti aminkan Fahmi. Pendampingan yang dilakukan perusahaan dari tahun 2022 dampak sangat positif. Misalnya dengan membantu pendampingan di tahun sama anggota koperasi berhasil meraih ISPO.
"Dengan ISPO, anggota koperasi memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai administrasi koperasi, pengelolaan kebun berkelanjutan, pengelolaan areal bernilai konservasi, dan pemahaman mengenai skema perbedaan penjualan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit," kata Jalal.
Selai itu, ucap Jalan, dengan pendampingan perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak kesejahteraan petani.
"Saat ini KTSL beranggotakan 832 petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1.355 hektar," ulasnya.
Manager Pembelian TBS PT AIP, Junaedi, pihaknya telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO.
Di mana skema itu diterapkan skema harga berbasis mutu TBS kelapa sawit. Tidak cuma itu, diberlakukan jaminan penerimaan TBS kelapa sawit petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak.
"Kami sangat concern pada kesejahteraan petani, sebab mereka salah satu mitra utama perusahaan," tandasnya.
Komentar Via Facebook :