Home / Sawit / Wamenkeu Puji Produk UKMK Sawit di Gelaran ASEAN Treasury Forum 2024
Wamenkeu Puji Produk UKMK Sawit di Gelaran ASEAN Treasury Forum 2024
Bali, katakabar.com - Wakil Menteri Keuangan RI (Wamenkeu), Thomas A.M. Djiwandono resmi buka gelaran ASEAN Treasury Forum (ATF) 2024 di Legian, Bali pada 2 hingga 5 Oktober 2024.
ATF forum yang bertujuan agar negara-negara ASEAN bisa saling berbagi informasi terkait perbendaharaan negara, seperti pengelolaan fiskal, baik dari sisi manajemen, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.
Pembentukan ATF diinisiasi pada ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) ke 10 di Jakarta pada Agustus 2023 lalu.
Inisiasi ATF lantas disetujui para menteri-menteri negara ASEAN pada AFMGM ke 11 di Laos pada April 2024. Lalu, peresmian ATF dilakukan pada Kamis (3/10) di Bali, di mana Indonesia sebagai Ketua ATF periode 2024-2025.
Kegiatan ATF 2024 dihadiri pejabat-pejabat Perbendaharaan Kementerian Keuangan negara-negara di ASEAN.
Selepas rangkaian pembukaan ATF, Wamenkeu RI, Thomas A.M. Djiwandono bersama tamu delegasi mengunjungi booth-booth UMKM peserta pameran.
Kunjungan pertama dilakukan pada booth Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang menampilkan produk dari dua UKMK (Usaha Kecil Menengah dan Koperasi) binaannya, yakni Batik Sawit dari CV Smart Batik Indonesia dan Kerajinan Lidi Sawit dari Cambiacraft.
Thomas A.M. Djiwandono memberikan apresiasi atas produk-produk berbahan sawit yang ditampilkan. Thomas bahkan ikut mencoba membatik motif pohon sawit dengan menggunakan Malam Sawit, didampingi Dirjen Perbendahaaran Kemenkeu Astera Primanto Bhakti dan Direktur Keuangan, Umum, Kepatuhan dan Manajemen Risiko BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim.
Setelah membatik, Thomas kemudian membeli produk batik sawit, berupa Batik motif Gurda Sawit dan motif Ceplok Gurda.
“Batiknya bagus-bagus, saya beli dua ya, yang ada sawitnya ini dan yang klasik ini, terus dikembangkan. Sukses terus,” kata Thomas, dilansir dari laman website BPDPKS, Jumat (4/10).
Penanggung jawab booth BPDPKS Kepala Divisi LKCS, Aida Fitria menjelaskan, produk-produk yang ditampilkan produk berbasis sawit.
“Batik diproduksi menggunakan Malam (perintang warna) yang lilin dan lemaknya berasal dari produk turunan kelapa sawit,” ujar Aida.
Dijelaskan Aida, adapun produk tas, sendal, lukisan, dan souvenir lainnya berasal dari lidi kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit.
"BPDPKS terus bersinergi dan berkolaborasi untuk mendorong promosi produk-produk berbasis sawit," ucapnya.
Setelah kegiatan ini, tutur Aida, kami ada kegiatan di Trade Expo Indonesia. Semoga nantinya produk-produk dari Asosiasi maupun UKMK Sawit dapat semakin luas pasarnya dan go internasional.
Sedang CEO Batik Sawit, Miftahudin Nur Ihsan mengutarakan, batik yang dihasilkan bukan sekedar batik biasa, melainkan memiliki nilai pemberdayaan dan ramah lingkungan.
“Izin Pak Wamen, produk-produk ini dibuat Ibu-Ibu pembatik. Setelah bermitra dengan BPDPKS, jumlah pembatik kami meningkat dari 10 menjadi 60. Batik ini menggunakan Malam Sawit dan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan,” beber Miftahuddin.
Gelaran ATF di Bali yang mengambil tema 'Enhancing Treasury Capacity for Regional Economic Resiliences', selain dihadiri delegasi dari Kementerian Keuangan negara-negara ASEAN, pejabat Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, dan Kepala Kanwil Perbendahaaraan se Indonesia.
Gelaran turut disemarakkan peserta pameran dari BPDPKS, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Pusat Investasi Pemerintah (PIP), dan UMKM binaan Kemenkeu Satu Bali.
Komentar Via Facebook :