Home / Tekno / BPDPKS Buka Program GRS 2024, Ini Batas Waktu Jadwal Usulan Proposal
BPDPKS Buka Program GRS 2024, Ini Batas Waktu Jadwal Usulan Proposal
Jakarta, katakabar.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk kesekian kalinya buka program Grant Riset Sawit (GRS) Tahun 2024 untuk dukungan pendanaan penelitian dan pengembangan bagi Lembaga Penelitian dan Pengembangan di Indonesia.
"Dukungan pendanaan ini diberikan tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, sustainability, mendorong penciptaan produk, dan pasar baru, serta nilai tambah kelapa sawit lewat penelitian dan pengembangan kelapa sawit yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh industri kelapa sawit, pemerintah maupun petani umumnya masyarakat kelapa sawit," kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman.
Lantaran itu, sebut Eddy, pelaksanaan Program Grant Riset Sawit (GRS) Tahun 2024, BPDPKS mengundang khalayak, terutama dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan untuk mengajukan usulan proposal paling lambat pada 17 Maret 2024 melalui laman https://program-riset.bpdp.or.id/.
Berikut topik Penelitian dan Pengembangan Sawit yang menjadi prioritas per bidang penelitian,
Bidang Bioenergi,
1. Pengembangan teknologi produksi BBN biohidrokarbon maupun oksigenat berbasis minyak-minyak atau biomassa sawit yang dapat diterapkan pada skala kecil/lokal.
2. Pengembangan teknologi berkondisi ringan untuk memproduksi BBN cair dari biogas/biometan limbah cair sawit.
3. Pengembangan teknologi konversi gliserol menjadi produk-produk kimia komoditas seperti propilen glikol, asam laktat dan poligliserol.
4. Pengembangan teknologi delignifikasi cepat biomassa sawit.
5. Pengembangan teknologi produksi SAF (Sustainable Aviation
Fuel) dari POME Oil, EFB Oil atau used cooking oil (UCO).
6. Pengembangan katalis produksi biodiesel yang lebih efektif, dapat
didaur-ulang dan ramah lingkungan.
Bidang Biomaterial & Oleokimia,
1. Pengembangan penggunaan bahan oleokimia dan biomaterial
(Misalnya: MES, gliserol, fatty alcohol, selulosa, hemiselulosa,
lignin) berbasis sawit untuk bahan baku industri kimia adi terbarukan (renewable fine chemical) dan produk-produk consumer goods.
2. Pengembangan teknologi produksi specialty/fine chemicals dari
gliserol.
3. Teknologi pengolahan biomassa sawit untuk produk specialty/fine
chemicals yang memiliki prospek ekonomi tinggi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4. Pengembangan teknologi proses oleokimia yang efisien dibanding
teknologi konvensional sekarang.
5. Pengembangan bahan penolong (processing aid) (Misalnya: filter
aid, katalis) yang digunakan pada industri hilir sawit untuk mengurangi ketergantungan impor.
Bidang Pangan, Pakan danKesehatan,
1. Pemanfaatan komponen utama maupun minor minyak sawit, minyak
inti sawit, maupun produk samping industri sawit untuk produkproduk
fitokimia, pangan sehat (healthy food), food ingredients termasuk aditif pangan dan suplemen makanan, terutama sebagai pengganti produk impor.
2. Penelitian klinis untuk pembuktian aspek kesehatan minyak sawit
dibandingkan dengan minyak nabati lain sesuai dengan pola diet
masyarakat Indonesia, terutama untuk peningkatan imunitas dan
pencegahan penyakit degeneratif seperti kanker, Alzheimer, dan lainnya.
3. Identifikasi risiko kandungan kontaminan pada minyak sawit dan
minyak inti sawit serta teknologi terkait dengan proses penghilangan
atau pengurangannya; diantaranya MOSH, MOAH, ataupun
komponen kontaminan lain dari lubrikan dan thermal heating fluids
yang digunakan pada mesin dan peralatan Produksi.
4. Rapid test kit untuk memperoleh hasil analisa mutu serta kandungan
kontaminan dan komponen minor pada minyak sawit dan inti sawit, dan juga bahan aditif yang digunakan pada produk pangan berbasis
minyak sawit dan inti sawit.
5. Studi praktik baik (best practices) penggunaan minyak/lemak sawit
untuk industri kecil dan menengah.
6. Studi komprehensif penggunaan dan keamanan penggunaan pakan
fungsional berbasis sawit dalam rangka substitusiimpor bahan baku
pakan ruminansia, unggas, aquakultur, dan lainnya.
Bidang Lahan, Tanah & Budidaya,
1. Teknologi kuratif untuk pemulihan tanaman kelapa sawit terserang
Ganoderma secara efektif dan cepat (mencakup pengembangan
produk yang bersifat sistemik dan sudah ada bukti awal
efektivitasnya, rekomendasi pengendalian penyakit pada berbagai
serangan, dan/atau di lahan gambut vs non gambut).
2. Implementasi dan/atau validasi model Best Management Practices
yang secara cepat mampu mengatasi dampak kelangkaan pupuk
kimia secara berkelanjutan dan memperkecil yield gap tingkat petani
secara signifikan dalam waktu singkat (mencakup pembuktian/validasi model yang sudah diuji awal dan hasilnya
potensial untuk di uji-coba secara lebih luas, aplikasi BMPpada area
PSR, dan/atau teknologi yang efisien untuk penghematan dosis
pupuk dan peningkatan produktivitas di lahanpetani).
3. Perakitan teknologi ameliorasi tanah untuk mencegah serapan
logam berat, residu herbisida, dan/atau emisi GRK di perkebunan
kelapa sawit (mencakup produk ameliorant berbasis bio/nabati/mineral alami yang sudah terbukti potensial untuk menyerap logam berat dan/atau residu herbisida, standar minimal
pemanfaatan biomassa kelapa sawit sebagai pemasok bahan
organik tanah, dan/atau dekarbonisasi untuk meminimalkan emisi GRK).
4. Perakitan teknologi polinasi yang efisien untuk meningkatkan
produktivitas (mencakup perakitan peralatan/mesin mekatronikatau
robotik sebagai pollinator dan/atau serangga alternatif yang efektif).
5. Aplikasi bioteknologi maju seperti teknologi biologi molekuler dan bioinformatika untuk perakitan bibit kelapa sawit unggul danteknologi
maksimalisasi manfaat interaksi tanah-tanaman-iklim dan mitigasi cekaman biotik (perakitan bibit unggul dengan genomediting untuk tanaman toleran cekaman biotik dan abiotik, pemanfaatan bioinformatika untuk kegiatan pemuliaan dan produkbaru berbasis tanaman, peramalan Produksi dan atau mitigasi. Cekaman biotik dan atau abiotik akibat perubahan iklim, dan
pendalaman interaksi tanah-tanaman-iklim untuk perakitan teknologi mengatasi yield gap).
Bidang Pasca Panen & Pengolahan,
1. Cara atau teknik baru, peralatan dan mesin pertaniannya, metode,
sistem ataupun biosistem sampai kepada teknologi instrumentasinya maupun system ICT serta IoT dalam proses panen dan pascapanen dari TBS sampai menghasilkan CPO dan
mengelola CPO menjadi bahan bahan siap olah menjadi produk
lain.
2. Pengembangan teknologi panen dan pasca panen untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Pengelolaan pascapanen yang memperhatikan kualitas produk
TBS dan CPO, yang berkorelasi pada peruntukan penggunaan CPO untuk keperluan tertentu.
4. Pengembangan metode penelusuran (traceability) hasil panen kelapa sawit yang terkait dengan sertifikasi ketertelusuran keberlanjutan produk turunan kelapa sawit di sepanjang rantai
pasok industri sampai dengan transportasi, inventory, export, dan
Konsumen akhir.
Bidang Pengolahan Limbah & Lingkungan,
1. Pengembangan teknologi rendah emisi berikut metode pengukurannya di perkebunan dan industri sawit (hulu-hilir).
2. Pengembangan teknologi pemanfaatan biomass dan limbah
terintegrasi untuk perbaikan kualitas lahan dan lingkungan dalam mendukung keberlanjutan industri sawit.
3. Pengembangan teknologi pengolahan dan daur ulang POME
terintegrasi untuk menghasilkan manfaat dan nilai tambah seperti:
bio-energi, bio-based nitrogen (Bio-N), air bersih, dan lainnya.
4. Perhitungan Life Cycle Assessment (LCA) di perkebunan dan industri sawit dari hulu-hilir terutama dalam rangka
pengembangan BBN masa depan dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
5. Pengembangan strategi, metode, dan rencana aksi pengurangan GRK di sektor industri kelapa sawit hulu-hilir dalam rangka mencapai Net Zero Emission sektor industri pada tahun 2050.
Bidang Sosial Ekonomi, Manajemen,
Bisnis, Pasar dan TIK,
1. Dimensi keberlanjutan pengelolaan pengusahaan kelapa sawit
dalam konteks perubahan tata guna lahan tidak langsung (ILUC)
dari kawasan hutan.
2. Perspektif sosial-ekonomi pada sistem sawit berkelanjutan,
utamanya kajian produktivitas, pendidikan, tenaga kerja,
ketidaksetaraan gender, praktik manejemen baik (GMP) dan lainnya.
3. Sistem kelembagaan, korporatisasi, dan pola kemitraan yang efektif untuk mendukung posisi tawar petani swadaya.
4. Strategi peningkatan nilai ekonomi TBS petani swadaya, termasuk
kajian objektif penentuan faktor K sebagai insentif peningkatan
kinerja produksi dan produktivitas.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam pengembangan korporatisasi petani berbasis integrasi rantai nilai hulu hilir dan melibatkan banyak pengampu kepentingan.
6. Pengembangan konsep dan implementasi penggunaan teknologi
informasi dan digitalisasi dalam kerangka sertifikasi ketertelusuran
keberlanjutan di sepanjang rantai pasok kelapa sawit ((Amanah Revisi Perpres Nomor 44 Tahun 2020 tentang ISPO).
Untuk persyaratan, kriteria, format dan mekanisme pengajuan proposal hingga sistem monitoring dan evaluasi program terangkum dalam Buku Panduan Teknis tentang Tata Cara Pengajuan Penelitian dan Pengembangan Sawit yang dapat diakses melalui website BPDPKS di www.bpdp.or.id dan https://program-riset.bpdp.or.id/.
Selanjutnya, sebagai upaya diseminasi informasi teknis dan tata cara pendaftaran program, akan dilaksanakan Webinar Sosialisasi Call for Proposal Grant Riset Sawit 2024 yang waktu pelaksanaannya akan diinfokan melalui website BPDPKS di www.bpdp.or.id.
"Kami tegaskan dengan semangat sawit BAIK (Bersih, Akuntabel, Integritas dan Kesempurnaan), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkomitmen menjaga integritas, dan mewujudkan kepuasan layanan para stakeholder," ujar Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, dilansir dari website resmi BPDPKS, pada Selasa (2/1).
Ditambahkan Eddy, ntuk mewujudkan Zona Integritas menuju eilayah bebas dari korupsi. Pertanyaan terkait dengan tugas, fungsi, program BPDPKS dan penyimpangan prosedur yang dilakukan pegawai kami dapat disampaikan ke call center kami dengan mengakses hai.kemenkeu.go.id atau hubungi 14090.
Komentar Via Facebook :