Home / Nasional / Kompetensi Naker Perkebunan Sawit Terus Ditingkatkan di Kaltim
Kompetensi Naker Perkebunan Sawit Terus Ditingkatkan di Kaltim
Samarinda, katakabar.com - Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) paling utama pengelolaan perkebunan berkelanjutan, baik secara teknis maupun strategi perencanaan.
"Paling utama pengelolaan perkebunan berkelanjutan, baik secara teknis maupun strategi perencanaan adalah SDM, kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalimantan Timur, Ahmad Muzakkir, di kegiatan 'Penguatan Kapasitas Teknis dan Perencanaan Strategis Bersama di Perusahaan' yang digelar di Samarinda.
Pembangunan usaha perkebunan, jelasnya, selain untuk memberikan manfaat ekonomi sebesar-besarnya bagi masyarakat, mesti memperhatikan perlindungan lingkungan. Menurut Muzakkir, dengan menjaga dan mengelola Area dengan Nilai Konservasi Tinggi (ANKT), yakni lahan yang memiliki nilai biologis, ekologis, sosial atau kultural sangat penting baik pada tingkat tapak, daerah, nasional atau global.
"Perlindungan ini sesuai Perda Provinsi Kalimantan Timur Nomor 7 Tahun 2018 dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 2021.
Ditegaskannya, industri perkebunan kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Kalimatan Timur. Itu sebabnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur berupaya wujudkan hubungan industrial yang harmonis dan berkeadilan di sektor kelapa sawit guna meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh di sektor ini.
Apalagi, sektor kelapa sawit identik dengan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja dari semua tingkatan pendidikan.
Tenaga kerja, lanjutnya, salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi.
Salah satu cara mengukur efisiensi tenaga kerja adalah dengan menghitung produktivitas kerja. Di mana produktivitas kerja perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu.
"Saat ini tenaga kerja perkebunan di Kaltim mencapai 319 ribu pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) Sawit. Itu belum termasuk pekerja yang ada di perkebunan rakyat," ujarnya.
Kebutuhan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit dipengaruhi luas kebun, jenis pekerjaan, topografi dan iklim, teknologi, serta komposisi/umur tanaman.
Untuk itu pengelolaan tenaga kerja harus memperhatikan fungsi-fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan.
"Manajemen tenaga kerja penting untuk dilakukan menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik," ucapnya.
Pekerjaan pemeliharaan butuh banyak biaya dan tenaga kerja sebagai syarat mendapatkan tanaman yang baik. Tidak hanya itu, kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi sepanjang tahun, sebab adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan, curah hujan dan bulan panen puncak dan panen rendah.
Untuk itu, diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kerja perkebunan agar menghasilkan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.
"Diibaratkan tenaga kerja itu perangkat lunak yang harus selalu dilakukan upgrade, biar pengelolaannya dapat memenuhi kaidah-kaidah yang telah dipersyaratkan," tandasnya.
Komentar Via Facebook :