Home / Tekno / Peneliti BRIN Kini Jelajahi Adsorpsi Kurangi Kadar Air Biodiesel
Sistem Vakum Termal Dipatenkan
Peneliti BRIN Kini Jelajahi Adsorpsi Kurangi Kadar Air Biodiesel
Jakarta, katakabar.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menjelajahi metode adsorpsi untuk mengurangi kadar air biodiesel, nanti bakal menjadi alternatif biaya yang efektif bagi pengguna teknologi.
Adsorpsi itu dikembangkan peneliti BRIN, setelah berhasil dan sukses melakukan penelitian tentang sistem vakum termal ini dari tahun 2020 hingga 2021, dan sudah dapat paten tahun 2022 dengan nomor pendaftaran paten P00202214955.
"Kami sedang menjelajahi metode lain, seperti adsorpsi untuk mengurangi kadar air biodiesel cikal bakal jadi alternatif biaya yang efektif bagi pengguna teknologi," ujar seorang peneliti dari BRIN, Ade Pamungkas, sekaligus bagian dari Kelompok Riset Pengembangan dan Pemanfaatan Biofuel di Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PR KKE) dilansir dari laman elaeis.co, pada Jumat (6/10).
Biodiesel bersifat hidroskopis, kata Ade, artinya dapat menyerap air atau uap air dari lingkungan, termasuk udara. Ini bisa picu peningkatan kadar air bahan bakar, yang berpotensi melebihi batas maksimum yang diizinkan, yakni 340 ppm untuk B100 (Keputusan Dirjen EBTKE No.195.K/EK.05/DJE/2022), dan 400 ppm untuk B35 (Keputusan Dirjen Migas No. 185.K/HK.02/DJM/2022).
"Biodiesel dengan kadar air yang melebihi batas ini mesti menjalani proses perlakuan agar dapat digunakan lagi. Salah satu metode untuk mengurangi kadar air dalam biodiesel adalah dengan teknologi vakum termal (vacuum evaporation)," jelasnya.
Menurutnya, sistem ini meliputi tiga proses utama, yakni pre-heating, vacuum thermal evaporation, dan pendinginan.
"Untuk meningkatkan efisiensi energi, proses pre-heating dan pendinginan dilakukan menggunakan penukar panas yang kompak dan memiliki efisiensi tinggi (>80%)," bebernya.
Sistem ini, ulas Ade, telah terbukti mampu mengurangi kadar air dalam biodiesel dari 800-1000 ppm menjadi kurang dari 250 ppm. Kondisi vakum mempercepat proses penguapan air dalam biodiesel dan membantu menghilangkan uap yang terbentuk sehingga tidak terjebak dalam evaporator.
Di bawah kondisi vakum, tuturnya, suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan air menjadi lebih rendah, sehingga membantu menjaga stabilitas biodiesel yang peka terhadap suhu tinggi.
Biodiesel, bahan bakar nabati untuk mesin diesel, dibuat dari ester metil asam (fatty acid methyl ester, FAME) yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani dan memenuhi standar mutu yang dibutuhkan. Di mana biodiesel memiliki sifat fisika dan kimia yang mirip dengan bahan bakar diesel, sehingga bisa digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi besar.
Di Indonesia, minyak kelapa sawit menjadi bahan baku utama untuk biodiesel. Maklum, total produksi minyak kelapa sawit (CPO) mencapai 48 juta ton pada tahun 2022.
Sebagai sumber energi terbarukan, biodiesel adalah biofuel yang paling menjanjikan di Indonesia berkat ketersediaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku. Penggunaan biodiesel dimulai di Indonesia sejak tahun 2008, awalnya sebagai B2.5 (campuran 2,5 persen biodiesel dan 97,5 persen solar).
Komposisi biodiesel dalam campuran bahan bakar (BXX) secara bertahap ditingkatkan hingga mencapai B30 pada tahun 2020, dan pada 1 Februari 2023, Indonesia telah menerapkan B35, melampaui negara-negara lain yang masih menggunakan campuran B5, B10, atau B20.
Rasio campuran yang lebih tinggi ini membawa tantangan unik bagi para pemangku kepentingan. Salah satu tantangan terbesar terkait dengan peningkatan kadar air akibat sifat hidroskopis biodiesel.
Kadar air dalam biodiesel dan campurannya harus dikendalikan, sebab dapat mempengaruhi parameter mutu lainnya seperti tingkat keasaman, stabilitas oksidasi, dan pertumbuhan mikroba.
"Dengan desainnya yang kompak dan modular, peralatan ini menawarkan fleksibilitas. Selain itu, dengan penukar panas efisiensi tinggi, peralatan ini juga hemat energi," imbuhnya.
Komentar Via Facebook :