Home / Nasional / Perjuangankan ISPO Diterima di Pasar Uni Eropa
Perjuangankan ISPO Diterima di Pasar Uni Eropa
Jakarta, katakabar.com - German Initiative on Sustainable Cocoa (GISCO) dan Forum for Sustainable Palm Oil (FONAP) menginisiasi Pameran Anugerah DEN 2023.
Sebanyak 70 lebih peserta dari kalangan industri, politik, dan masyarakat sipil hadir di forum ini.
Olaf Schafer dari Kementerian Federal Pangan dan Pertanian (BMEL) Jerman sambut para peserta dan menyoroti pentingnya regulasi anti-deforestasi Uni Eropa (EUDR) untuk rantai pasokan pertanian.
"Penting pertukaran informasi dalam mengatasi tantangan-tantangan deforestasi. Selamat kepada GISCO dan FONAP atas digelar acara," kata Olaf
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia.
"Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) punya tanggung jawab mengembangkan komoditas perkebunan, termasuk kelapa sawit dan kakao berkelanjutan agar sesuai dengan perkembangan tuntutan pasar global, terutama di Uni Eropa," jelasnya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Ditjenbun, Prayudi Syamsuri mengatakan, Forum Sustainable Palm Oil difokuskan untuk membahas EUDR.
Forum ini, ujar Prayudi, langkah penting dari Uni Eropa dalam memerangi deforestasi sekaligus menjadi tonggak sejarah nyata perlindungan kawasan hutan di seluruh dunia.
“Indonesia saat ini sedang berupaya untuk membangun sistem penelusuran nasional Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO). Kementan melalui Ditjenbun membangun sistem berbasis platform digital, yakni SIPERIBUN yang memuat data dan informasi terkait perusahaan dan perkebunan kelapa sawit di Indonesia," bebernya lewat siaran pers resmi Kementan RI, pada Jumat (20/10).
Kemudian, sambungnya, Ditjenbun menggencarkan perkebunan rakyat lewat platform Sistem Terpadu Pendaftaran Usaha Budi Daya Perkebunan untuk Pekebun Swadaya (E-STDB). Sistem online ini dimaksudkan untuk memudahkan tahapan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budi Daya (STDB).
"Ini sangat penting untuk transparansi ISPO dan menjadi sertifikasi telusur dan produk sawit di seluruh Indonesia,” kata Prayudi.
Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah menimpali, keberadaan dan penerbitan STDB penting agar wilayah lahan pekebun bisa terdata. Dengan demikian, pembuatan ISPO pekebun bisa diproses dengan cepat.
"STDB salah satu modal bagi pekebun saat menjual hasil panen maupun mengembangkan usaha, dapat menjadi salah satu bukti administrasi legal untuk mendorong peningkatan mutu tanaman dan mencantumkan posisi lahan pekebun, kualitas benih hingga hasil panen," terangnya.
Para petani kelapa sawit, ucap Andi Nur harus dilibatkan dalam rantai pasok global agar prosesnya menjadi inklusif.
"Peraturan EUDR harus memperhatikan hak-hak petani kelapa sawit kecil (smallholders), termasuk kesejahteraan dan akses pasar berkelanjutan. Dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip Sustainable Development Goals (SGDs)," tandasnya.
Komentar Via Facebook :