Home / Nasional / Target PSR Belum Separuh, Dosen Universitas Jambi Dorong BPDPKS Permudah Proses
Target PSR Belum Separuh, Dosen Universitas Jambi Dorong BPDPKS Permudah Proses
Jambi, katakabar.com - Capaian target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) masih rendah, sebab realisasi belum separuh. Padahal tenggatnya tinggal setahun lagi. Tercatat dari 2017 hingga 2022 atau lima tahun terakhir baru tercapai 278.200 hektar dari target 540.000 hektar sepanjang 2017 hingga 2024.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Dr. Ir. Rosyiani, MS menuturkan, perlu komitmen dari berbagai pihak untuk dapat mencapai target nasional yang telah ditetapkan.
“BPDPKS perlu memberikan perhatian lebih kepada petani rakyat. Perkebunan kelapa sawit di Jambi baru sebesar 66,66 persen diantaranya petani swadaya, artinya sumbangan mereka cukup besar,” kata Rosyani dilansir dari laman elaeis.co, pada Sabtu (21/10).
Waktu tinggal setahun, ujar Rosyani, bagaimana pun target harus direalisasikan sepenuhnya, sebab jika banyak tanaman yang tidak diremajakan, ada efek domino. Petani menerima dampaknya secara langsung karena sawit tidak produktif lagi bahkan nol.
“BPDPKS sudah tahu berapa targetnya. Tahun 2024 harus semua tercapai. Bagi petani swadaya yang sudah punya ISPO dan RSPO jangan bertele-telelah untuk setujui pengajuan PSR. Apalagi, sebagian besar syarat-syaratnya sama dan sudah dimiliki,” jelasnya.
Soal adanya laporan sulitnya penerbitan STDB dan Rekomendasi Teknik (Rekomtek) yang ditemui di beberapa daerah.
“Komitmen pemerintah dan semua elemen pelaksana harus diperkuat. Proses harus dipermudah dan dipercepat agar target bisa tercapai," terangnya.
Menurutnya, kerugian besar bisa muncul apabila banyak perkebunan kelapa sawit tidak diremajakan. Petani semakin berkurang pendapatannya, semakin miskin. Dalam perhitungan ekonomi itu ada yang namanya Maximum Sustainable Yield (MSY). Jadi, dalam perkebunan kelapa sawit, puncaknya umur 14 tahun. Dari titik nol, kembali lagi ke nol pada umur tanaman 30 tahun. Sebelum itu, harus segera diremajakan,” bebernya sambil menggambarkan grafik.
“Saya berharap, BPDPKS lebih memperhatikan petani swadaya sama seperti BPDKS memperhatikan perusahaan-perusahaan besar. Kalau saya lihat, BPDPKS lebih memperhatikan perkebunan besar,” imbuhnya.
Komentar Via Facebook :