Home / Sawit / Lewat Budidaya Sapi Pola Siska, BPDPKS dan Aspekpir Indonesia Bantu Pekebun Sawit di Sumsel
Lewat Budidaya Sapi Pola Siska, BPDPKS dan Aspekpir Indonesia Bantu Pekebun Sawit di Sumsel
Palembang, katakabar.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia kembangkan budidaya sapi pola integrasi sapi sawit (Siska) bantu pekebun kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan.
Diharapkan dengan program tersebut dapat mendukung, dan mewujudkan swasembada daging. Ini alasnya BPDPKS dan Aspekpir Indonesia membangun kolaborasi gelar Workshop UKMK Berbasis Kelapa Sawit guna mengembangkan budidaya sapi melalui pola integrasi sapi sawit (Siska) di Kota Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (22/8) lalu.
Workshop UKMK Berbasis Kelapa Sawit angkat tema 'Memanfaatkan Lahan Perkebunan Sawit Sebagai Sentra Budidaya Sapi Melalui Penerapan Sistem Integrasi Sapi Sawit (SISKA) Menuju Swasembada Daging".
Di mana pesertanya dari berbagai kelompok tani dan koperasi anggota Aspekpir se Sumatera Selatan, dengan narasumber Staf Ahli Menteri Pertanian, Prof Ali Agus, Wakil Menteri Pertanian periode 2011-2014, Rusman Heriawan.
Di sana, hadir pula Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, Ketua DPD I Aspekspir Sumatera Selatan, Bambang Gianto, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Agus Darwa dan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Rahmat Mulia Harahap, dan Direktur Utama PT Livestock Internasional Network Company, Rino Hadiwijaya Puradireja.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah menyatakan, lembaganya sangat mendukung kegiatan Aspekpir Indonesia. Khususnya mengembangkan budidaya sapi melalui pola Siska. Apalagi
Ini memberdayakan UKMK kelapa sawit di Indonesia dan mendukung swasembada daging.
Dijelaskan Helmi, BPDPKS memiliki misi menjalankan kebijakan pemerintah pada program pengembangan sawit berkelanjutan, melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna secara profesional dan akuntabel.
"Dana itu dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia, termasuk penelitian dan pengembangan, promosi, peremajaan, sarana dan prasarana hingga pemenuhan kebutuhan pangan, serta hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit serta penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati," kata Helmi, dilansir dari laman website resmi BPDPKS, Sabtu (24/8).
Kinerja BPDPKS, ujar Helmi, diukur pada kemampuan menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana. Dana yang disalurkan memberikan dampak bagi peningkatan kinerja sektor sawit di Indonesia.
Wakil Ketua Aspekpir Indonesia, sekaligus Ketua DPD I Aspekpir Sumatera Selatan, Bambang Gianto menimpali, saat ini budidaya sapi melalui pola Siska di kalangan petani sawit plasma anggota Aspekpir Sumatera Selatamln sudah cukup banyak dikembangkan.
Hanya saja, ucap Bambang, untuk pengembangan budidaya sapi bagi anggota Aspekpir di Sumatra Selatan saat ini belum terhimpun dalam wadah organisasi yang kuat. Contohnya, di wilayah kami di Muba, tidak kurang dari 1.500 ekor sapi dibudidayakan petani plasma melalui pola Siska.
"Dengan dukungan BPDPKS, pihaknya mengakselerasi populasi sapi dan peternak sapi dengan pola Siska bagi anggota Aspekpir di Sumatra Selatan.
Nilai tambah bagi petani sawit sangat besar sehingga pola Siska dapat dikembangkan bagi petani plasma sawit anggota Aspekpir,” bebernya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Ir Agus Darwa, M.Si mengutarakan, untuk mendukung budidaya sapi berbasis kelapa sawit secara masif, sangat penting mendapatkan dukungan BPDPKS.
Komentar Via Facebook :