Home / Sawit / Penuhi Kebutuhan Bibit Sawit Unggul, Ini Jurus Disbun Kalimantan Timur
Penuhi Kebutuhan Bibit Sawit Unggul, Ini Jurus Disbun Kalimantan Timur
Samarinda, katakabar.com - Permintaan bibit sawit unggul sangat tinggi di Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini memicu munculnya banyak penangkar bibit ilegal.
Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim berinisiatif menangkarkan dan melakukan perbanyakan benih kelapa sawit unggul yang bisa dibeli petani, guna melindungi petani dari bibit ilegitim.
Kepala Disbun Kalimantan Timur Ahmad Muzakkir mengatakan, upaya perbanyak benih sawit unggul dilakukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Produsen Benih Tanaman Perkebunan Disbun Kalimantan Timur di dua lokasi.
"Tahun ini dilakukan pembenihan atau penanaman sebanyak 20.000 kecambah sawit. Total 15.000 benih ditangkarkan di kilometer 41 Kecamatan Loa Janan, dan di kilometer 29 Kecamatan Samboja dirawat sebanyak 5.000 benih," rincinya.
Kepala UPTD Produsen Benih Tanaman Perkebunan Loa Janan, Mahmud Kahfi menimpali, benih yang ditanam dijamin bermutu lantaran menggunakan kecambah sawit dari sumber benih resmi PT London Sumatera (lonsum) varietas Bah Lias 1.
"Kami mau membantu mengarahkan dan mempermudah masyarakat memperoleh benih bersertifikat. Hasil penjualan juga menjadi pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi jasa usaha, ini tujuan kegiatan ini," ulasnya.
UPTD Produsen Benih Tanaman Perkebunan kata Mahmud, mau masyarakat pekebun bisa mendapatkan benih yang dijamin unggul. Kita tak mau petani salah memilih benih ilegal, seperti yang dijual dengan harga murah dan tidak bersertifikasi.
Pembenihan kecambah sawit dilakukan mulai Jumat (2/6), dan saat ini masih dalam tahap perawatan intensif soalnya baru mulai tumbuh tunas. Di mana prosedur atau tata cara khusus penanaman kecambah sawit mulai dari pengiriman, karantina di bandara, pengajuan sertifikasi atau dokumen hingga kecambah sawit ditanam ke tanah.
Teknis penanaman terang Mahmud, setelah kecambah sawit dikeluarkan dari packing, pertama dilakukan perendaman di air dengan campuran penghilang bakteri.
Terus, kecambah didiamkan selama 15 menit baru diangkat dan disortir. Kecambah sawit pun siap diletakan ke polybag berisi tanah yang sudah disiapkan.
Untuk perawatan berlangsung intensif selama satu tahun, setelah itu baru siap dijual ke masyarakat, ceritanya.
Petani atau pekebun sawit tidak boleh sembarangan memilih bibit sambungnya, soalnya penggunaan benih asalan yang tidak bersertifikasi berpotensi besar sebabkan tanaman sawit tidak berbuah, dan kalaupun berbuahnhasil panen tidak maksimal.
"Syukurlah, kecenderungannya petani sekarang sudah cukup paham dengan benih unggul," sebutnya.
Komentar Via Facebook :