Home / Sawit / Sasar Pekebun Sawit, Kerja Sama LPP Agro, BPDPKS dan Kementan Taja Pelatihan
Sasar Pekebun Sawit, Kerja Sama LPP Agro, BPDPKS dan Kementan Taja Pelatihan
Jakarta, katakabar.com - Kerja sama PT LPP Agro Nusantara bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI taja pelatihan dengan sasaran para pekebun kelapa sawit di tanah air.
Salah satu tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas perkebunan Indonesia.
Memang, monitoring setelah pelatihan belum dilakukan secara terprogram. Tapi, PT LPP Agro sebagai pemberi materi telah melakukan komunikasi secara berkala kepada seluruh peserta pelatihan, yakni pekebun kelapa sawit di Tanah Air.
“Kami secara formal belum menggelar atau belum ada sistem monitoring berkelanjutan. Mungkin nanti bisa diprogramkan ke depan,” kata SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan, lewat keterangan dilansir dari laman RM.id, Rabu (4/9).
Dijelaskan Indriawam, LPP Agro Nusantara tetap melakukan komunikasi dengan melakukan evaluasi melalui group diskusi mengenai kendala-kendala yang dialami di lapangan.
“Kami biasanya melakukan evaluasi dan bakal melakukan pendampingan. Kami biasanya membuat group diskusi dengan teman-teman peserta ini. Di group ini mereka akan sharing-sharing. Biasanya ada diskusi di situ, di mana nanti melibatkan tim ekspert dari tim LPP Agro Nusantara. Biasanya itu bakal bertahan beberapa tahun kemudian,” tuturnya.
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya sejak 2020, ulas Indriawan, group diskusi yang dibentuk masih aktif hingga saat ini.
“Biasanya mereka saling diskusi. Ada kendala seperti apa mereka, saling bertanya. Memang secara formal untuk saat ini belum ada sistem yang dilaksanakan, tapi kami harapkan ke depan bakal disusun dengan dukungan dari Ditjen Bun ataupun dari BPDPKS untuk melaksanakan program-program ini,” terangnya.
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar mengutarakan, program monitoring ini sementara dilakukan memantau pelaksanaan pelatihannya.
“Kita pantau sebelum kegiatan dan apa setelah kegiatan yang dilakukan. Bagaimana dari hasil tersebut bisa mendapatkan apa yang diperoleh oleh petani. Sedang pasca pelatihan, saat ini kami sedang menyiapkan untuk memantau terutama dampak terhadap produktivitas dari kebunnya,” ucapnya.
Pembiayaan Pelatihan
Di tahun 2024, BPDPKS mengeluarkan dana untuk membiayai pelatihan bagi 6.437 peserta dan beasiswa bagi 3.000 penerima. Peserta pelatihan terbagi dalam berbagai kelas pelatihan meliputi 11 jenis pelatihan, mulai dari pelatihan teknis seperti budidaya tanaman kelapa sawit, atau pengelolaan sarana dan prasarana perkebunan, hingga pengembangan bisnis seperti informasi pasar dan promosi atau manajemen dan administrasi keuangan.
Untuk penyelenggaraan pelatihan, BPDPKS bekerja sama dengan 15 penyedia jasa pelatihan dan pengembangan yang melaksanakan pelatihan padabperiode April hingga September 2024.
LPP Agro Nusantara menjadi satu dari 15 penyelenggara pelatihan yang bekerja sama dengan BPDPKS. Sebagai salah satu penyelenggara pelatihan dipercaya BPDPKS untuk menggelar 43 kelas pelatihan bagi 1.339 peserta yang berasal dari 7 provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 21 persen dari total data Rekomtek peserta pelatihan.
“Kontribusi LPP Agro Nusantara untuk program ini terus meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu BPDPKS mempercayakan 876 peserta dan tahun 2024 meningkat di angka 1.339 peserta,” sebut SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan.
Secara data, penyelenggaraan pelatihan LPP Agro Nusantara terus meningkat setiap tahunnya. Selain jumlah peserta, peningkatan terlihat di jumlah kelas dan lokasi pelaksanaan pelatihan.
Di tahun 2023 lalu, kelas yang berjalan sebanyak 28 kelas di 4 provinsi, sedang tahun 2024 pelatihan dilaksanakan di 7 provinsi. Dengan kelas terbanyak di Provinsi Riau sejumlah 23 kelas berjalan.
Selain pengetahuan teknis, pengembangan bisnis harus menjadi mindset baru pekebun. Bisnis yang dikelola dengan baik dan meningkat skalanya tentu harus segera dimulai,” kata Indriawan.
Hal ini menjadi tujuan bersama dalam lanskap bisnis kelapa sawit di Indonesia. Peran pekebun swadaya harus meningkat baik secara kuantitas dan kualitas. Tidak hanya mampu memproduksi hasil yang lebih baik tapi juga memiliki daya saing dan mampu menghadapi tantangan bisnis.
Dengan pengalaman di bidang perkebunan sejak 1950 lampau, LPP Agro Nusantara turut berkontribusi mengembangkan bisnis perkebunan di Indonesia.
Melalui program strategis Pemerintah yang dijalankan BPDPKS, LPP Agro Nusantara berharap semakin banyak pekebun yang memiliki akses pada praktik baik perkebunan yang meningkatkan kualitas perkebunan Indonesia. Apalahi tidak dipungkiri, SDM berkualitas memiliki peran penting untuk keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.
Komentar Via Facebook :