Home / Nasional / Gubernur Jambi: Pengusaha Sawit Wajib Punya Desain Strategi Prinsip Keberlanjutan
FGD Bersama GAPKI
Gubernur Jambi: Pengusaha Sawit Wajib Punya Desain Strategi Prinsip Keberlanjutan
Jambi, katakabar.com - Gubernur Provinsi Jambi, Dr Al Haris, buka Focus Group Discussion (FGD) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Jambi, pada Senin (7/8) kemari.
Kepada pengusaha kelapa sawit seru Al Haris, mesti punya desain strategi perencanaan pembangunan kelapa sawit dengan memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan, dan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan ekologi.
"Kelapa sawit komoditas unggulan di Provinsi Jambi, sehingga punya peran strategis bagi perekonomian daerah," ujarnya.
Dijelaskan Al Haris, kebun kelapa sawit seluas 1.134.640 hektar di Jambi. Melihat dari kepemilikannya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kelola seluas 23.057 hektar, pihak swasta seluas 518.869 hektar, dan perkebunan rakyat seluas 592.714 hektar.
"Luasan kelapa sawit mampu memberikan kontribusi entaskan kemiskinan bagi jutaan orang," bebernya.
Industri kelapa sawit ceritanya, menampung jutaan lapangan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Ini tidak lepas dari meningkatnya kinerja ekspor minyak sawit atau CPO dan produk turunannya seperti biodiesel dan oleochemical," katanya.
Masih Al Haris, belakangan ini perluasan lahan kelapa sawit milik masyarakat lebih cepat dibandingkan perusahaan dan BUMN.
"Dulu di Jambi ada karet jadi andalan masyarakat tapi kini primadonanya kelapa sawit. Banyak petani yang beralih ke kelapa sawit. Meski harganya turun naik tapi dinilai sangat menjanjikan," terangnya.
Memang, kelangsungan industri sawit hadapi berbagai tantangan, salah satunya gimana meningkatkan komitmen para pihak yang terlibat dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan untuk mensinergikan prinsip People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership (5P).
Untuk itu, penting desain strategi perencanaan pembangunan kelapa sawit dengan prinsip-prinsip berkelanjutan yang mengedepankan aspek ekonomi, sosial, budaya dan ekologi.
"Kepada semua perusahaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi agar bergabung menjadi anggota GAPKI. Organinsasi ini menjadi wadah bagi para pengusaha sawit untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, dan menunjang kebijakan pemerintah pada sektor perkebunan menuju tata kelola industri kelapa sawit yang baik," imbaunya.
Lewat FGD ini lanjutnya, saya berharap semakin memperkuat data dan koordinasi, kapasitas dan kapabilitas tata kelola, serta dukungan terhadap sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan akses pasar produk kelapa sawit.
Kepada pengusaha kelapa sawit terus membangun hubungan baik dengan masyarakat dengan menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
"Kami berharap pertemuan seperti ini bisa terjalin silahturahmi antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat yang ada di sekitar perkebunan," timpalnya.
Dengan diskusi seperti ini sebenarnya kita mau agar para pemilik perusahaan rukun, warga masyarakat yang berdomisili disekitar kebun sawit rukun. Perlu ada hubungan baik dengan masyarakat dan kewajiban perusahaan perkebunan untuk memberikan CSR, tambahnya.
Ketua GAPKI Jambi, Tidar M Bagaskara menjabarkan, kegiatan yang diikuti sebanyak 100 peserta tersebut digelar untuk satukan visi dan misi sesama perusahaan perkebunan kelapa sawit, serta menjalin sinergitas dengan instansi pemerintah terkait di Provinsi Jambi.
"Kami mengajak seluruh stakeholder terkait agar bersama-sama memajukan kelapa sawit di Provinsi Jambi," serunya.
Isu negatif masih terus merongrong industri sawit. Ini tugas kita bersama untuk menepis kampanye negatif dari negara luar. Sawit penghasil devisa negara terbesar selain migas dan produksi minyak sawit berkontribusi 36 persen terhadap total produksi minyak nabati dunia, tandasnya.
Komentar Via Facebook :