Home / Sawit / WEI dan Para Petani Perkokoh Praktik Pertanian Sawit Berkelanjutan di Inhil
Duduk Semeja di 'Hari Temu Tani'
WEI dan Para Petani Perkokoh Praktik Pertanian Sawit Berkelanjutan di Inhil
Tembilahan, katakabar.com - Duduk semeja, Widya Erti Indonesia (WEI) dan perkumpulan petani kelapa sawit swadaya, kemarin perkuat praktik pertaniab kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau.
Kegiatan dikemas bernama 'Hari Temu Tani' dihelat di Desa Petalongan. Pertemuan ini penting bagi para petani guma meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai standar ISPO dan RSPO lewat program sekolah lapangan menuju tata kelola kebun kelapa sawit berkelanjutan.
Direktur Eksekutif WEI, Wiranatha Krisna menuturkan, tahun ini tercatat peningkatan signifikan jumlah petani yang terlibat program SLKS di Indragiri Hilir, di mana totalnya 770 orang petani.
Dari jumlah itu, ujar Krisna, sekitar 126 orang petani telah berhasil mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sedang sebanyak 271 orang petani lainnya tahap menjalani proses audit sertifikasi.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian yang signifikan ini, lebih dari 700 petani telah mengikuti SLKS. Ini langkah besar sebagai upaya untuk memajukan pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan," kata Krisna, dilansir dari laman elaeis.co, pada Kamis (21/12).
Ayo, ajak Krisna, para alumni SLKS untuk terus mendorong rekan-rekan petani lainnya ikut program ini, sebagai bagian dari komitmen bersama memperbaiki standar pertanian.
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir, Dian Reza apresiasi gebrakan yang dilakukan Widya Erti Indonesia dan Unilever.
"Inisiatif seperti ini sangat penting pengembangan sektor perkebunan di daerah kami," jelasnya.
Program ini, harap Dian, bisa berkolaborasi lebih jauh dengan Widya Erti Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya.
"Kami percaya melalui kerja sama yang kuat, kami dapat menciptakan dampak yang lebih besar bagi pertanian kelapa sawit, baik untuk petani maupun lingkungan," ucap Dian optimis.
Di 'Hari Temu Tani', petani sawit swadaya alumni Sekolah Lapang Kelapa Sawit (SLKS) membagikan pengalaman berharga yang mereka dapatkan.
Salah satu aspek penting yang dibahas, yakni tantangan yang mereka hadapi mengakses bibit kelapa sawit berkualitas tinggi dan masalah legalitas lahan.
Mereka menekankan pentingnya mendapatkan dukungan baik itu dari pihak pemerintah maupun lembaga terkait.
Acara ini menjadi platform strategis bagi petani untuk menyampaikan harapan dan kebutuhan mereka kepada pemerintah.
Petani berharap pemerintah atau stakeholder terkait dapat menyediakan bibit berkualitas tinggi secara gratis atau dengan harga yang terjangkau dan untuk mempermudah proses legalisasi lahan.
Harapan ini mencerminkan keinginan kuat para petani untuk meningkatkan produktivitas mereka sambil mematuhi standar lingkungan dan sosial yang bertanggung jawab.
'Hari Temu Tani' Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2023 lebih menekankan pada pengalaman dan kemajuan petani sawit swadaya, sebagai upaya bersama dalam mewujudkan praktik pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Endingnya, adanya peningkatan keterampilan dan pengetahuan, serta membangun komunitas petani yang saling mendukung dan terlibat dialog konstruktif dengan berbagai pihak untuk memperjuangkan keberlanjutan sektor kelapa sawit lebih baik ke depan.
Komentar Via Facebook :