Home / Sawit / Di Long Ikis PKS Tidak Ada Berdiri Petani Terpaksa Jual TBS ke Ramp
Di Long Ikis PKS Tidak Ada Berdiri Petani Terpaksa Jual TBS ke Ramp
Paser, katakabar.com - Para petani terpaksa jual Tandan Buah Segar atau TBS ke ramp lantaran tidak ada Pabrik Kelapa Sawit atau PKS di Long Ikis.
Jadi, bagi para petani sudah biasa menerima harga yang ditawarkan pengusaha loading ramp di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
Itu tadi, di kecamatan tersebut tidak ada satu pun PKS beroperasi. Sehingga seluruh petani menjual hasil kebun kelapa sawit ke loading ramp.
Terkadang memang petani menikmati harga yang lebih tinggi ketimbang harga yang ditetapkan, tapi umumnya harga yang ditawarkan tetap berada di bawah harga Disbun Provinsi Kalimantam Timur.
Ketua Aspek-PIR Paser, Aliyadi menyatakan, kondisi seperti ini sudah lama terjadi dialami para petani kelapa sawit di Long Ikis. Kendati, ada lebih dari 20.000 hektar kebun kelapa sawit di wilayah tersebut.
"Pabrik CPO kebutuhan yang paling utama bagi petani di Long Ikis. Bukan pabrik minyak goreng atau sebagainya. Soalnya hingga saat ini tidak ada pabrik CPO yang membeli hasil kebun kelapa sawit petani," ujarnya dilansit dari laman EMG, Ahad (18/8).
Sesungguhnya, ucap Aliyadi, sangat khawatir perkebunan kelapa sawit di Long Ikis semakin terpuruk, bila tidak ada pabrik yang berdiri di wilayah itu. Salah satu koperasi tidak berjalan karena tidak adanya mitra (perusahaan). Sedang, jalan-jalan kebun pasti hancur karena tidak adanya dana perawatan.
Bicara mengenai pabrik kelapa sawit mini milik petani, sudah pernah diperjuangkan Aliaydi dan petani lainnya. Pihaknya bahkan sudah menyiapkan lahan untuk pembangunannya sesuai dengan kategori yang ada, tapi belum ada investor yang berani membangun pabrik mini di wilayah tersebut.
"Kebanyakan investor ingin menguasai pabrik 100 persen. Nah, kita tidak mau. Maunya kita punya saham, jadi kami tak lagi jadi petani TBS tapi naik kelas jadi petani CPO," jelasnya.
Sebetulnya, sebut Aliyadi, sempat ada investor yang mau bangun pabrik dan siap bekerja sama dengan petani. Tapi, mundur usai pemerintah menutup pintu ekspor CPO beberapa waktu lalu. Padahal, petani dan investor itu sudah MoU di depan Pemerintah Kabupaten Paser.
"Harapan kita ada investor yang serius agar harga yang didapat petani selain terjamin, tata kelola perkebunan kelapa sawit terjaga, dan keberlanjutan perkebunan kelapa sawit tercapai di daerah ini," tandasnya.
Komentar Via Facebook :