Home / Riau / Ekspor CPO Masih Menonjol Bea Keluar Pada Realisasi TKD Provinsi Riau
Ekspor CPO Masih Menonjol Bea Keluar Pada Realisasi TKD Provinsi Riau
Pekanbaru, katakabar.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan DJPb Provinsi Riau, Burhani AS menjelaskan, penerimaan dari bea cukai melibatkan bea masuk, bea keluar, dan cukai. Paling menonjol pada penerimaan dari bea keluar mencapai Rp2,28 triliun, sebagian besar berasal dari ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya.
Itu diketahui ketika Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau menyalurkan transfer ke daerah (TKD) dengan jumlah mencapai Rp20,685 triliun hingga akhir November 2023.
"Realisasi TKD mencapai Rp20,685 triliun dan secara total tumbuh sebesar Rp166,21M atau 0,81 persen year on year (yoy). Seluruh TKD tumbuh kecuali DAU dan DAK Fisik," ujar Plt Kepala Kanwil DJPb Provinsi Riau, dilansir dari laman website resmi Pemprov Riau, pada Rabu (27/12).
Menurutnya, kontraksi pada DAU disebabkan pengelompokan DAU menjadi block dan specific grant menyebabkan realisasi DAU disalurkan per kategori sehingga nilai setiap penyaluran menjadi lebih kecil.
"Sedang, DAK Fisik terkontraksi lantaran terdapat bidang yang gagal lelang, batal kontrak, dan belum salur karena rekomendasi sekaligus yang batasnya bulan Desember," tuturnya.
Dirincikannya, DBH telah terealisasi sebesar Rp7,599 triliun, DAU Rp7,782 triliun, DAK Fisik Rp657,90 miliar. Lalu, DAK Non Fisik tersalur Rp3,122 triliun, Dana Insentif Fiskal Rp121,16 miliar dan Dana Desa Rp1,4 triliun.
Selain itu, DJPb Riau melaporkan realisasi pendapatan negara di Riau hingga akhir November 2023 tembus Rp24,907 triliun.
Terus, realisasi pendapatan APBN di Riau mencapai 90,32% dari target pendapatan yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp27,576 triliun.
"Sumber pendapatan negara di Riau ini dihimpun dari berbagai sumber, termasuk pajak, bea cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sebagainya. Adapun pendapatan terbesar berasal dari sektor pajak, mencapai Rp21,22 triliun,” bebernya.
Untuk pendapatan pajak, ulas Burhani, yakni didapat dari pajak penghasilan sebesar Rp10,05 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp8,71 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp2,32 triliun, dan pajak lainnya sebesar Rp139,38 miliar.
Selanjutnya, sektor bea cukai turut memberikan kontribusi signifikan dengan penerimaan mencapai Rp2,49 triliun hingga akhir November 2023.
Selain itu, PNBP ikut sumbang pada penerimaan negara di Riau. Hingga 30 November 2023, PNBP mencapai Rp1,189 triliun, terdiri dari penerimaan PNBP lainnya sebesar Rp753,20 miliar, dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp436,27 miliar.
“Dengan pencapaian ini, Riau membuktikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara, sekaligus menjadi landasan kuat bagi pembangunan dan kebijakan fiskal di masa yang akan datang,” tandasnya.
Komentar Via Facebook :