Home / Sawit / Inovasi Mahasiswa ITS Modifikasi Aspal dari Limbah sawit dan Lumpur
Inovasi Mahasiswa ITS Modifikasi Aspal dari Limbah sawit dan Lumpur
Jakarta, katakabar.com - Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inisiasi gagas modifikasi pembuatan laston lapis aus guna menambah kekuatan dan kekesatan jalan aspal.
Ketua tim Reswara 64 ITS yang inisiasi modifikasi ini, Bahrul Ilmi Mubarak menjabarkan, gagasan ini didasarkan adanya bahan penyusun aspal yang pada umumnya dapat menyumbangkan emisi yang cukup besar.
“Jadi kami menginovasikan penggunaan limbah serat kelapa sawit dan lumpur panas Sidoarjo sebagai bahan tambahan penyusun lapisan aspal,” ujar pemuda asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur ini, dilansir dari laman sindonews.com, pada Sabtu (2/3).
Menurut Bahrul, emisi yang dihasilkan jalan berbahan aspal bisa berasal dari beberapa tindakan atau kejadian pada fisik jalan aspal itu sendiri. Misalnya, saat permukaan jalan aspal terkena paparan radiasi matahari dapat meningkatkan lonjakan produksi gas karbon dioksida (CO2) sebanyak tiga kali lipat.
“Proses pemeliharaan dan perkerasan pada jalan aspal turut menyumbang emisi yang cukup besar,” ulas mahasiswa angkatan 2021 ini.
Inovasi modifikasi jalan aspal ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah bahan yang dapat meningkatkan kualitas jalan dan mengurangi emisi yang dihasilkannya. Bahan pertama, yakni aerogel yang berasal dari sintesis silikon dioksida (SiO2) hasil ekstraksi lumpur panas Sidoarjo. Di mana Aerogel ini memiliki kemampuan dalam menyerap gas CO2.
Bahan berikutnya, yaitu besi(III) oksida (Fe2O3) hasil ekstraksi lumpur panas sebagai modifikasi pigmen aspal. Senyawa ini dinilai dapat menurunkan suhu jalan aspal. Dan terakhir, penambahan split mastic dengan aditif serat kelapa sawit untuk meningkatkan nilai kekesatan jalan dan kemampuan jalan menyerap air.
“Jadi hasil modifikasi pada lapis aus ini dapat turut berperan meningkatkan umur teknis aspal,” jelas Bahrul.
Timnya bakal menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk penerapan inovasi ini. Di antara dengan Lapindo Brantas Inc untuk penggunaan lumpur panas yang dibutuhkan.
Selain itu, kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk proses penelitian lebih lanjut terkait modifikasi aspal turut dilakukan. Lalu, kerja sama dengan PT Sinar Mas Agro untuk pengelolaan limbah serat kelapa sawit.
Tim Reswara 64 bimbingan dosen Cahya Buana ST MT ini menuangkan idenya tersebut ke dalam sebuah karya tulis bertajuk Inovasi Laston Lapis Aus Berbasis Split Mastic-Aerogel dengan Aditif Limbah Serat Kelapa Sawit Termodifikasi Pigmen Fe2O3 dari Limbah Lumpur Sidoarjo.
Lewat gagasan inovasinya, tim Reswara 64 telah berhasil menyabet juara III pada ajang ADHI Innovation for Construction 2024 yang diselenggarakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, bulan Februari lalu.
Tim yang beranggotakan Marchel Audy Pratama dan Em Syahdu Aflahis Salam El Wanda ini berharap inovasinya dapat diimplementasikan sebagai produk aspal dengan kualitas unggul bagi perusahaan konstruksi seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
“Inovasi ini mudah-mudahan bisa dikembangkan lebih jauh lagi dengan riset mendalam dan peninjauan dari berbagai aspek fungsional,” ucap Bahrul.
Diketahui, penyebab kecelakaan lalu lintas sering terjadi lantaran keadaan jalan yang licin dn tingkat kekesatan aspal jalan yang rendah.
Komentar Via Facebook :