Home / Sawit / Kebun Kelapa Sawit Luas di Kalimantan Timur Berkontribusi Turunkan Emisi GRK
Kebun Kelapa Sawit Luas di Kalimantan Timur Berkontribusi Turunkan Emisi GRK
Samarinda, katakabar.com - Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Kalimantan Timur, Ence Achmad Rafiddin Rizal menyatakan, areal perkebunan kelapa sawit terbentang luas 1.345.364 hektar tersebar di provinsi ini punya kontribusi besar menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) atau pemanasan global.
Di Provinsi Kalimantan Timur, ujar Ence, terdapat ratusan perusahaan yang mengantongi Izin Usaha Perkebunan (IUP) seluas 2.317.795 hektar dari total 342 IUP, sedang hak guna usaha (HGU) seluas 1.263.745 hektar dari 240 HGU.
"Dari jumlah ini, luas tanam kelapa sawit mencapai 1.345.364 hektar yang terdiri atas kebun inti seluas 971.271 hektare dan kebun rakyat atau kebun plasma seluas 373.212 hektare," kata Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, dilansir dari laman ANTARA, Seni (9/9) sore.
Menurutnya, emisi GRK saat ini menjadi permasalahan global dan strategis, karena dampaknya telah dirasakan bukan hanya oleh Indonesia, tapi oleh negara-negara lain di dunia.
Sedang Provinsi Kalimantan Timur satu-satunya daerah di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan program FCPF Carbon Fund, yakni program penyelamatan dari deforestasi dan degradasi hutan, sehingga keberhasilan ini mendapat apresiasi Bank Dunia dalam bentuk penghargaan berbasis kinerja.
"Sebagai daerah yang telah mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan dengan prinsip berkelanjutan. Hal ini perlu disikapi secara proaktif dan konkret, termasuk harus terus didukung para pekebun hingga perusahaan perkebunan," jelas Ence.
Usaha perkebunan, ulasnya, selain mampu menyerap karbon, punya andil menambah emisi GRK, yakni berasal dari operasional kebun, seperti transportasi, genset, listrik, dan saat adanya proses perawatan tanaman.
Sedang, proses perawatan tanaman itu seperti replanting, penggunaan pupuk, pestisida, jangkos, dan pembusukan. Emisi juga berasal dari operasional pabrik, misalnya pembakaran untuk mesin dan POME atau Palm Oil Mill Effluent.
Kelapa sawit dapat menyerap karbon, tutur Ence, sehingga dianggap sebagai media penyimpanan karbon. Sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit dengan pabrik berkapasitas 60 ton per jam yang memproduksi CPO dan PKO masing-masing 66.000 ton dan 6.000 ton per tahun, mampu menyerap 199.620 ton CO2 equivalent per tahun.
Penyerap karbon didefinisikan pohon yang masih hidup bakal serap karbon dari udara dan menyimpannya di bagian pohon hingga ke dalam tanah, jadi membantu menurunkan emisi GRK.
Komentar Via Facebook :