Home / Sawit / Hadapi Tantangan Kelapa Sawit Ke depan, Dirut BPDKS: Hilirisasi Jadi Kunci
Hadapi Tantangan Kelapa Sawit Ke depan, Dirut BPDKS: Hilirisasi Jadi Kunci
Bekasi, katakabar.com – Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman menekankan, menghadapi tantangan kelapa sawit ke depan hilirisasi menjadi kuncinya.
Dijabarkan Eddy, berbagai tantangan masih dihadapi sektor perkebunan kelapa sawit, meliputi produktivitas masih rendah, kampanye hitam, masalah perkebunan yang berada dalam kawasan hutan, isu legalitas dan perizinan, gangguan usaha dan konflik, serta hambatan akses pasar di beberapa negara tujuan ekspor.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, kata Eddy saat didaulat jadi narasumber acara Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek Kelapa Sawit CWE, di gedung Auditorium Poltek Kelapa Sawit CWE, pada Kamis (13/6) kemarin, penting hilirisasi atau peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit. Hilirisasi ini mencakup berbagai sektor, seperti oleo food complex, oleo chemical, bio energy complex, bio solar (plan), dan sisanya untuk ekspor.
Cerita Eddy, luas perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai 16,38 juta hektar, dengan 8,68 juta hektar dikelola perkebunan besar swasta, 6,72 juta hektar dikelola oleh petani sawit plasma dan swadaya, serta 980 hektar dikelola oleh perusahaan negara.
"Untuk memenuhi tuntutan keberlanjutan dan mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan sosial, pemerintah telah menerbitkan kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sesuai regulasi Perpres Nomor 44 tahun 2020. Kebijakan ISPO ini mencakup tujuh prinsip keberlanjutan," tuturnya, dilansir dari laman resmi BPDPKS, pada Jumat (14/6).
Pemerintah, lanjut Eddy, mendorong kebijakan Peremajaan Sawit Rakyat atau PSR, dan mendorong petani yang sudah melakukan PSR mampu memenuhi sertifikasi ISPO.
“Dana hibah untuk PSR mencapai Rp30 juta per hektar, dengan maksimal pengajuan untuk 4 hektar untuk saat ini,” terangnya.
Tidak cuma itu, sebut Eddy, untuk pengembangan sumber daya manusia, BPDPKS telah menerapkan program pendidikan vokasi dan strata satu (S1), dengan 6.255 siswa siswi penerima beasiswa, di mana sekitar 3.025 siswa siswi telah lulus.
"BPDPKS mendukung program penelitian dan pengembangan sektor sawit bekerja sama dengan lembaga penelitian dan pendidikan tinggi di Indonesia," imbuhnya.
Kuliah umum ini, bebernya, menjadi ajang penting untuk meningkatkan pemahaman generasi muda mengenai peran strategis mereka dalam mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit.
"Jadi, komitmen BPDPKS dalam mendukung pendidikan, penelitian, dan pengembangan untuk kemajuan sektor sawit di Indonesia," tegasnya.
Diketahui, untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai sektor perkebunan kelapa sawit, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek Kelapa Sawit CWE) gelar kuliah umum bertajuk “Peran Generasi Muda Sawit dalam Mendukung Sawit Berkelanjutan”.
Komentar Via Facebook :