Home / Sawit / Peran Industrasi Sawit Penting Topang Ketahanan Pangan Nusantara
Peran Industrasi Sawit Penting Topang Ketahanan Pangan Nusantara
Jakarta, katakabar.com - Penting peran industri kelapa sawit penting menjaga sekaligus berperan topang ketahanan pangan Indonesia (Nusantara).
Pengurus DPP Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI), Rahmat Gunawan Pohan menyatakan hal tersebut saat
seminar usung tema "Kontribusi Hulu-Hilir Kelapa Sawit dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Nasional".
Menurut Rahmat, sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran vital untuk pemenuhan kebutuhan minyak sawit global.
Data dari Direktorat Jenderal Perkebunan menunjukkan, pada 2023 lalu, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia luasannya mencapai 16,38 juta hektar dengan produktivitas 50,07 juta ton.
"Hal ini potensi besar yang dimiliki industri kelapa sawit nasional, baik dari sektor hulu maupun hilir," ujar Rahmat, lewat keterangan resmi, dilansir dari laman elaeis.co, Jumat (30/8).
Soal peningkatan permintaan minyak kelapa sawit, cerita Rahmat, baik untuk ekspor maupun konsumsi domestik. Pada 2018 lalu, konsumsi minyak sawit nasional tercatat sebesar 41,83 juta ton, meningkat menjadi 49,17 juta ton pada tahun 2023.
Tapi Rahmat mengingatkan potensi ancaman ketidakcukupan pasokan akibat produktivitas yang menurun.
"Jika masalah produktivitas ini tidak segera diatasi, kita bakal menghadapi tantangan besar dalam memenuhi permintaan minyak sawit di masa depan," tegasnya.
Menghadapi proyeksi ke depan, ujarnya, produksi minyak sawit diperkirakan akan mencapai 86,51 juta ton pada tahun 2045. Pencapaian ini memerlukan penguatan sektor hulu, terutama pada kebun petani rakyat yang saat ini mencakup sekitar 2,5 juta petani dengan luas lahan 6,04 juta hektar.
"Sayangnya, produktivitas minyak sawit dari petani rakyat masih rendah, hanya sekitar 2,87 ton per hektar per tahun," ucapnya.
Padahal, ulas Rahmat,dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agricultural Practices (GAP), produktivitas bisa meningkat 6 hingga 8 ton per hektar per tahun.
Untuk itu, Rahmat menekankan betapa penting pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di industri kelapa sawit.
Dari 2017 hingga 2024, terangnya, program beasiswa SDMPKS telah melahirkan 8.625 lulusan dari keluarga petani kelapa sawit yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan fokus pada kelapa sawit.
"Kami yakin, jika pemerintah memberikan dukungan dan wadah yang tepat bagi generasi muda ini, produktivitas kelapa sawit Indonesia akan meningkat signifikan tanpa perlu perluasan lahan," sebutnya.
Komentar Via Facebook :