Home / Sawit / Seru Petani Sawit Gunakan Pupuk Hayati Mikroba Dongkrak Produksi
Seru Petani Sawit Gunakan Pupuk Hayati Mikroba Dongkrak Produksi
Pekanbaru, katakabar.com - Peneliti mikrobiologi tanah, Dr Lukman Gunarto menyerukan para petani kelapa sawit gunakan pupuk hayati mikroba hasil pengembangan dengan teknologi Agricultural Growth Promoting Inoculant (AGPI).
Menurut peneliti di Balai Besar Litbang Pertanian itu, pupuk hayati mikroba dihasilkan dari riset yang berlangsung selama 13 tahun.
"Teknologi AGPI diriset tahun 1985 lamapau, dan mulai dipasarkan 1998 silam. Jadi memerlukan waktu 13 tahun dari riset hingga dijual," jelasnya, dilansir dari laman EMG, Kamis (26/9).
Dr Lukman bahkan mengklaim pupuk hayati mikroba sukses diaplikasikan di perkebunan kelapa sawit di Riau, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan.
"Dulu pernah booming di pasaran. Pasalnya pertumbuhan buahnya sangat cepat, tandan buah relatif besar," ceritanya.
Kata Dr Lukman, ketika diaplikasikan di pohon kelap sawit, hasilnya meningkat, jadwal panen makin cepat, dan siklus pohon sawit kembali berbuah pun demikian. Estimasi 10 hari kemudian sudah bisa dipanen.
Peneliti senior di IRRI (International Rice Research Institute) Filipina ini menuturkan, pengaplikasian pupuk hayati terbilang mudah, cukup disemprotkan ke tanah sampai pangkal batang sawit. Penyemprotan sebaiknya dilakukan ketika awal musim hujan dan akhir musim hujan.
“Pada prinsipnya diaplikasikan ke tanah dalam keadaan basah dan lembab, dan cukup 2 kali pemupukan per tahun,” ucapnya.
Kebutuhan pupuk, ulasnya, hanya 20 liter untuk 1 kali pemupukan per hektar lahan sawit. Di mana pemupukan bisa memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah sehingga struktur dan testur tanah menjadi serasi dan sehat.
"Keunggulan pupuk hayati ini, bisa menghemat pupuk kimia, kompos atau kandang sampai dengan 50 persen," terangnya.
Pupuk hayati mikroba sudah dipakai di lahan replanting sawit, beber Dr Lukman, saat pohon sawit usia 2,5 tahun atau sudah mulai belajar berbuah, pupuk hayati mikroba sudah bisa disemprotkan.
"Tandan buah sawit relatif lebih besar dan penampilan tanaman lebih sehat dan segar. Pupuk ini dapat mengurangi timbulnya gulma, masa produktif tanaman menjadi lebih panjang, mencegah pestisida dengan residu sampai zero persen,” tandasnya.
Komentar Via Facebook :